Senin, 07 Maret 2011
KAYU BERTUAH
Yang dimaksud dengan kayu bertuah adalah kayu yang secara kodrati mengandung daya kekuatan alamiah energi Prana ( Energi Bion ) dalam potensi supranatural yang berpengaruh kepada kehidupan
Dan bukan suatu kerayasa manusia . yang semata-mata bersumber pada Allah Yang Maha Kuasa , yang menurunkan anugrahnya melalui hasil ciptaanNya , Supaya ,manusia sebagai mahluk yang berakal dapat mengakui atas kebesaran dan pertolonganNya .
Pengetahuan tentang kayu bertuah ini sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kita . Yang dimanfaatkan sebagai salah satu sarana mencapai suatu cita-cita dalam kehidupan yang nyata
1. Setigi Darat / Kastigi
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Keselamatan
- Kerejekian
- Ketentraman
2. Setigi Laut / Mentigi / Drini
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Kewibawaan
- Kekuatan
- Anti daya negatif
3. Mentawa / Tawa
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Penetral daya negatif
- Penawar racun gaib
- Sangat bagus untuk sarung / rangka keris , tombak , dsb.
4. Kayu Lontrok
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Penyembuhan penyakit akibat daya negatif , seperti santet , tenung , jengges , dsb .
- Mempercepat / mempermudah wanita yang akan melahirkan
5. Kayu Tengsek / Sulaeman
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Disakiti binatang buas dan bangsa lelembut
- Kewibawaan dan kekuatan .
6. Kayu Telasih
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial untuk pengasihan secara universal
7. Kayu Kebak
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial untuk melancarkan rejeki
8. Kayu Prokuning
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menjaga kesehatan
- Obat sawan untuk anak kecil
- Ketentraman
9. Kayu Boga
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial untuk panglarisan
10. Kayu Galih Kelor
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menolak daya negatif
- Penghancur kekuatan kanuragan
11. Kayu Galih Asem
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Keluhuran
- Ketentraman
- Menajamkan Indera bathi
12. Kayu Kalimasada
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Penetral segala daya positif dan negatif
- Menambah kewibawaan dan keselamatan
- Penyedot daya kekuatan musuh
13. Kayu Wahyu
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Kederajatan
14. Kayu Klampis Hitam
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial untuk keselamatan Universal
15. Kayu Songgo Langit
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menambah kekuatan lahir – bathin
- Kemuliaan
16. Kayu Walikukun
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengan Kayu Klampis Hitam
17. Kayu Srigading
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menambah kerejekian dan kederajatan.
18. Kayu Nogosari
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Anti petir
- Menambah kekuatan lahir bathin
- Kewibawaan
- Menambah ketajaman Indera bathin
19. Kayu Wide
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengan Kayu Tengsek
20. Kayu Dewandaru
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Anti daya negatif
- Keluhuran, kewibawaan , kemuliaan
- Kederajatan dan keselamatan
21. Kayu Kengkeng
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial kekuatan lahir bathin
22. Kayu Santan Brahma
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengan kayu Prokuning
- Menurunkan darah tinggi
23. Kayu Gaharu
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Ketentraman dan kedamaian
- Mengasapi Pusaka
- Merangsang pamor atau kekuatan Benda magis.
- Pengharum ruangan dan menambahKerejekian
- Membantu proses meditasi / tafakur
24. Kayu Paku wojo
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengan kayu Songgo langit
25. Kayu Galih Johar
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Ketentraman dan keluhuran
26. Kayu Munglen / wunglen
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengan Kayu Galih Johar
27. Kayu Linggar manik
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menambah kekuatan bathin
- Menajamkan indera bathin
28. Kayu Tayuman
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Memudahkan terkabulnya hajad
29. Kayu Cendana
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sebagai penguat kayu lain
- Ketenraman
30. Kayu Wegig
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Menambah kecerdasan berfikir
- Kebijaksanaan dan keteguhan
31. Kayu Liwung
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Keselamatan tanpa kompromi
- Kemuliaan
32. Kayu Menging
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Anti hama
- Kewibawaan
33. Kayu Jati luwih
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Kederajatan dan ketentraman
34. Kayu Sisir
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sebagai Penguat kayu lain
35. Kayu Rampung
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Mempercepat proses terkabulnya Hajad / cita-cita
36. Kayu Rukun
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Sama dengn kayu Kebak
37. Kayu Rau
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesil anti daya negatif
38. Kayu Sulastri
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Pengasihan
- Keharminisan rumah tangga
- Kehangatan
- Kesetiaan
- Kebahagiaan
39. Kayu Songgo Wojo
Insya Allah Berkhasiat Untuk :
- Spesial untuk keteguhan / Kemantapan
Semoga dengan adanya keterangan berbagai macam jenis kayu bertuah tersebut dapat diambil manfaatnya dan semakin menambah ketaqwaan diri kita kepada Allah SWT , Pencipta Alam Semesta.
SUMBER BERIKUT INI BEASAL DARI:
http://infometafisika.com/bursa&info_metafisika.html
"KAYU BERTUAH"
Pemancar Energi Metafisika
Hasil penelitian tahun 1987-1989 di Fak. MIPA UGM dengan Chronometer menunjukkan, energi yang terdapat pada “Kayu Bertuah”, besarnya dua kali lipat dibanding energi yang terdapat pada Tosan Aji/Pusaka.
Artinya, media kayu lebih praktis dijadikan “pegangan” atau pemancar energi metafisika karena tidak ada pantangan tertentu saat membawanya.
TUHAN tidak akan pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Setiap ciptaan memiliki manfaat. Dalam “bekerja” Tuhan melalui ciptaan-Nya. Misalnya, Tuhan menawarkan racun melalui ciptaan-Nya bernama kayu Setigi, dan mengobati malaria melalui pohon Kina, dan sebagainya.
Sebagian dari nikmat Tuhan adalah diciptakannya tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat luar biasa. Seorang pemerhati kayu, Drs. Budi Hardono pada tahun 1987 – 1989 mengadakan penelitian terhadap kayu-kayu yang karena memiliki keistimewaan itu kemudian diyakini “bertuah”.
Dari sisi energi dilakukan di Fakultas MIPA UGM. Hasilnya? Dengan Chronometer –alat pengukur energi- buatan Amerika diketahui bahwa energi yang terkandung dalam kayu “bertuah” menunjukkan level energi dua kali lipat dibanding tosan aji. Jika tosan aji atau pusaka menunjukkan level 50, kayu-kayu “bertuah” menunjukkan level 100. Disisi lain Fakultas Kedokteran Hewan UGM juga telah meneliti kayu “bertuah” untuk kepentingan pengobatan. Hasil penelitian tersebut ditemukan banyak kandungan kayu ”bertuah” yang bermanfaat bagi kesehatan.
JENIS KAYU “BERTUAH”
Ada 33 jenis kayu yang memiliki radiasi positif. Namun karena ada beberapa jenis kayu yang berkhasiat sama, kami hanya menyantumkan 23 jenis, yaitu :
1. DEWA DHARU
Kayu Dewa Dharu adalah pasangan dari Kayu Setigi. Jika keduanya disatukan, khasiatnya akan lebih maksimal, khususnya untuk :
Keselamatan
Keberanian
Melancarkan rezeki
Penangkal energi negatif
Menetralkan racun
Kayu Dewa Dharu dengan jumlah terbatas dapat diperoleh di kepulauan Karimun Jawa, Jepara.
2. GALIH ASAM
Kayu Galih Asem berasal dari hati pohon asam yang sudah berusia ratusan tahun. Khasiat dari kayu ini untuk :
Keteguhan hati
Keselamatan
Kesehatan
Alat pijat yang ampuh
Melumpuhkan ilmu kebal
Galih asam yang memiliki power maksimal yang ditemukan dari pohon yang separo pohonnya sudah lepas tetapi pohonnya masih hidup, terdapat lubang bagian tengah dan galih bagian atas dan bawah terputus seperti stalaktit- stalaknit dalam goa.
3. GALIH KELOR
Segala yang terdapat pada pohon kelor memiliki kekuatan alamiah. Daun kelor mampu menghilangkan pengaruh black magis. Khasiat galih kelor untuk :
Keselamatan
Penangkal santet,guna-guna, dll.
Ketajaman instink (Indera ke-6)
Kesaktian
Dari literatur barat, kelor ada tiga jenis. Yaitu, kelor putih, hitam dan yang merambat. Galih kelor terbentuk dari pohon yang sakit (diserang hama) namun karena getahnya tinggi lalu terkontaminasi dengan udara dan air hujan.
4. JATI LUWIH
Kayu Jati Luwih sering digunakan untuk tongkat. Tetapi kayu ini memiliki khasiat untuk banyak hal, diantaranya :
Melancarkan rezeki
Keselamatan
Kewibawaan
Menolak santet, guna-guna, dll
Kayu Jati Luwih ini sering digunakan para pejabat Militer untuk tongkat komando.
5. KALIMASADA
Kayu Kalimasada adalah pasangan dari Kayu Stigi dan Dewa Dharu. Ketiga jenis kayu ini banyak diburu pejabat tinggi. Jika ketiganya disatukan, memiliki khasiat luar biasa untuk :
Melancarkan rezeki
Meningkatkan keluhuran
Kewibawaan
Keselamatan, dll
Kayu Kalimasada banyak dikoleksi para bisnismen. Biasanya dipadukan dengan Kayu Setigi dan Dewa Dharu dalam bentuk asesoris.
6. KENGKENG
Kayu ini sering digunakan untuk menenangkan bayi rewel (menangis) dengan cara diletakkan di bawah bantal. Khasiat lain dari kayu ini untuk :
Ketentraman rumah tangga
Ketenangan batin, dan
Keselamatan jiwa
Bagi yang ingin lingkungan rumah dan kontor lebih tenang, gunakan kayu Kengkeng sebagai sarana.
7. LIWUNG
Kayu Liwung sering digunakan untuk sarana meditasi karena memiliki karakter menentramkan. Khasiat lain dari kayu ini untuk:
Keluhuran budi
Kewibawaan
Keselamatan
Kayu Liwung jika digunakan sebagai bahan tasbeh, kemudian digunakan untuk wirid/meditasi, menjadikan konsentrasi menjadi lebih maksimal.
8. LOTROK
Kayu lotrok sering digunakan membantu proses melahirkan agar menjadi lebih mudah. Caranya dengan merendamnya lalu diminum. Khasiat lain dari Kayu Lotrok untuk :
Menghilangkan kesialan hidup (sengkala)
Menghilangkan santet, guna-guna, dll
Keselamatan jiwa
Dalam tradisi Jawa, orang yang diruwat (dihilangkan kesialannya) disarankan menggunakan kayu ini.
9. MINGING
Kayu Minging banyak dimiliki kalangan pejabat dan rohaniawan. Khasiatnya untuk :
Menajamkan instink (Indera batin)
Menolak santet, guna-guna
Kewibawaan
Keselamatan jiwa
Karena memiliki karakteristik menajamkan instink, anda yang bisnis dibidang saham layak memilikinya.
10. MULEN
Kayu Mulen sering digunakan untuk penyembuhan. Jika kayu ini dimasukkan pada air putih lalu dibacakan doa-doa penyembuhan, dapat memperkuat dari khasiat doa itu. Khasiat lain kayu ini untuk :
Keselamatan jiwa
Kewibawaan
Kesehatan
Penangkal santet, guna-guna, dll
Kalangan paranormal dan tabib banyak memanfaatkan kayu Mulen untuk memperkuat energi batinnya, termasuk mereka yang sedang dalam proses penyembuhan secara medis.
11. NAGA SARI
Kayu Naga Sari berkahasiat untuk penolak bahaya, termasuk petir dan janis bahaya lain, (kecelakaan lalu lintas). Dibidang pengobatan dapat digunakan untuk mengobati penyakit ringan dan penyakit dalam. Khasiat lainnya untuk :
Kewibawaan
Keharmonisan rumah tangga
Meningkatkan karisma (daya tarik)
Menambah khasiat jamu (secuil kayu Naga Sari dicampur pada jamu, menambah khasiatnya)
Dalam catatan sejarah tosan aji, kayu Naga Sari digunakan sebagai tangkai tombak Kiai Pleret milik Panembahan Senopati. Namun kayu Naga Sari energinya menjadi kotor jika dipegang orang yang pernah melakukan pembunuhan tanpa hak, dengan memegang kayu pelaku pembunuhan dapat kejang. Orang yang selalu dzalim pada sesama dan kepada Tuhan disarankan tidak menggunakan kayu ini.
Kayu Naga Sari bersifat “mempercepat proses”. Orang yang banyak menjalankan kebajikan akan mendapatkan pahala/manfaat dari apa yang dilakukan, orang jahat pun cepat terkena sial atau musibah.
12. PONG RAMPUNG
Secara umum, Kayu Pong Rampung memiliki khasiat yang sama dengan jenis kayu yang lain. Khasiat yang lain untuk :
Melancarkan rezeki
Meningkatkan kesehatan
Sesuai namanya, rampung (Jawa : Selesai) kayu ini juga sering dibawa mereka yang sedang menghadapi masalah yang rumit sehingga mudah terselesaikan dengan baik.
13. SANGGA LANGIT
Kayu Sangga Langit sering digunakan untuk pelengkap tosan aji. Selain itu juga berkhasiat untuk :
Keselamatan jiwa
Kewibawaan
Keluhuran dan kemuliaan
Kayu Sangga Langit dapat dipadukan dengan kayu Sangga Waja sehingga energi junjung (angkat) lebih maksimal terutama yang berakaitan dengan derajat, pangkat dan rezeki.
14. SANGGA WAJA
Kayu Sangga Waja memiliki khasiat seperti kayu stigi, yaitu sebagai “pemberat” sehingga tidak diperkenankan untuk alat pukul karena dapat berakibat fatal. Khasiat lain dari kayu ini untuk :
Melancarkan rezeki
Menangkal santet, guna-guna, dll
Kesehatan fisik
Ketentraman batin
Keteguhan hati
Khasiat kayu Sangga Waja hampir sama dengan Sangga Langit. Nilai lebih kayu Sangga Waja punya karakter menentramkan.
15. SECANG BRAHMA
Kayu Secang Brahma secara umum memiliki khasiat sama dengan jenis kayu yang lain, yaitu : Kewibawaan, keselamatan, melancarkan rezeki, penangkal santet. Dan khasiat lain yang lebih unik untuk :
Menolak hama
Awet muda – panjang usia
Menetralkan benda/lokasi (angker) dari pengaruh negatif.
Ibu-Ibu agar tetap awet muda sehingga suaminya betah di rumah, silakan memesan asesoris dari kayu Secang Brahma.
16. SEMBOGA
Kayu Semboga sering direndam pada air putih kemudian diminum menjelang tidur malam. Khasiatnya sama dengan Kayu Kebak. Khasiat yang lain untuk :
Menolak santet, guna-guna, dll
Melancarkan rezeki
Kayu semboga banyak dijadikan ageman bagi mereka yang punya jabatan penting yang rawan diserang dengan kekuatan yang metafisis dari lawan politik-bisnisnya.
17. SETIGI
Kayu Setigi adalah kayu yang paling populer diantara kayu bertuah. Kayu ini tergolong langka dan hanya dapat ditemui di pulau-pulau kecil seperti kepulauan Karimunjawa, Jepara.
Kayu Setigi yang asli, warnanya kehitam-hitaman, dan tenggelam jika dimasukkan pada air (walau hanya secuil). Kayu ini banyak dimanfaatkan para jawara sebagai sarana “tahan pukul” dan jika memukul lawan, menyebabkan pingsan dan jika ditempelkan pada bekas gigitan hewan berbisa dapat menempel dan menyedot bisanya keluar.
Khasiat lain dari Kayu setigi untuk :
Meningkatkan kharisma
Penangkal santet, guna-guna, dll
Kekebalan (bagi yang cocok)
Kewibawaan
Keselamatan jiwa
Penyembuhan tulang/Rhematik
Memudahkan rezeki
Kayu setigi memiliki karakter hampir sama dengan kayu Naga Sari. Ditangan orang berahlak baik, kayu ini dapat menjadi “generator” bagi kekuatan spiritualnya, namun energi kayu Setigi menjadi kecil jika dipegang orang yang buruk prilakunya.
Kayu setigi pada umumnya tumbuh pada tanah yang tidak subur dan berbatu. Dan karena dihimpit benda keras menyebabkan teksturnya tidak merata (belang). Setigi yang berasal dari Madura warnanya hitam kemetah-merahan.
HATI-HATI. Banyak beredar tasbih Setigi palsu. Tanda dari yang palsu jika dibelah, warna bagian dalam kayu berbeda dengan bagian luarnya. Misalnya, sisi luar hitam namun bagian dalamnya lebih putih.
18. SULASTRI
Kayu Sulastri disebut “Kayu Kebahagiaan”. Kayu ini memiliki karakter meredam dan mendinginkan suasana. Khasiat dari kayu ini untuk :
Keharmonisan rumah tangga
Kebahagiaan lahir-batin
Kedamaian
Untuk menimbulkan “radius aman” lokasi pertemuan-pertemuan, kayu sulastri selain dapat dikamuflase dalam bentuk asesoris yang kenakan.
19. TASAK/SULAIMAN
Kayu Tasak/Sulaiman memiliki khasiat yang luar biasa, sampai-sampai orang yang mentalnya labih, disarankan sebaiknya tidak menyimpan atau membawa kayu ini. Khasiat lain dari kayu ini untuk :
Meningkatkan karisma (daya tarik)
Kewibawaan (mutlak)
Keselamatan dari bahaya
Keteguhan hati dalam menghadapi masalah
Anti binatang buas
Menetralkan lokasi angker akibat guna-guna, jin, setan, dll
Dalam catatan sejarah, kayu tasak/tesek digunakan oleh Ki Ageng Mangir dan Kiai Baru Klinting dalam legenda Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah.
20. TAWA
Kayu tawa memiliki banyak khasiat. Selain untuk rangka keris, kayu tawa ampuh untuk menetralkan tempat angker. Juga berkhasiat untuk :
Penolak pageblug hewan (flu burung), dll.
Obat dari gigitan hewan berbisa
Menentramkan roh yang gentayangan
Menurut Ki Gondo Darman –dalang tertua- di Sala, belum dianggap dalang wayang kulit, sebelum memiliki pusaka bertangkai kayu Tawa atau Mentawa.
21. WALIKUKUN
Kayu Walikukun disebut juga Kayu Laduni, dimana seseorang yang memanfaatkannya memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Khasiat kayu ini untuk :
Meningkatkan imajinasi dan kreativitas
Keselamatan jiwa
Kewibawaan
Para pencipta, seniman, desainer “wajib” memiliki kayu ini.
22. WEGIG
Kayu Wegig berkhasiat hampir sama dengan Kayu Walikukun. Wegig adalah kayu pegangan para pencipta dan para seniman. Khasiat utamaya untuk :
Kecerdasan akal
Cermat dan teliti
Bijaksana dalam mengambil keputusan
Selain yang tersebut diatas, kayu Wegig berkhasiat untuk keselamatan dan kewibawaan. Para pengambil keputusan sangat cocok memanfaatkan kayu ini.
23. WINONG
Kayu Winong sering digunakan para ahli metafisika yang meyakini bahwa manusia dapat berkomunikasi dengan ruh. Kayu ini disukai para makhluk ghaib dan para leluhur. Dan khasiat lainnya untuk :
Menolak santet, guna-guna, dll
Kebijaksanaan
Keselamatan jiwa
Mereka yang nyalinya kecil, memiliki gejala jiwa dan lemah jantung tidak disarankan memanfaatkan kayu ini.
TENTANG KAYU “BERTUAH”
Kayu memiliki kekuatan pemancar. Misalnya, anda punya niat selamat dari kejahatan maka kayu itu berperan sebagai pemancar yang frekuensinya tidak terukur dan ini sudah dibuktikan secara ilmiah.
Kayu memancarkan energi, nur atau cahaya. Cahaya memiliki frekuensi sangat tinggi dan gelombang-gemombang molekul ion yang jika dipicu dengan doa dari jalur agama maupun “amalan” dari jalur ilmu, frekuensinya menjadi lebih kuat dan tinggi dan menimbulkan aura. Nur atau cahaya rumusnya 328 tahun cahaya atau R sehingga logika manusia tidak dapat menjangkau.
Energi yang terdapat pada kayu “bertuah” itu terlalu halus dan relatif dan secara kimiawi terdeteksi. Ketika masih hidup, kayu “bertuah” mengandung zat-zat netrogenium yang sangat tinggi.
SALAH 1 WALI SONGO YG MEMPUNYAI TONGKAT KAYU KALIMOSODO : KANJENG SUNAN KALIJOGO
Jumat, 04 Maret 2011
MANFA'AT KAYU KALIMOSODO
Hasil penelitian tahun 1987-1989 di Fak. MIPA UGM dengan Chronometer menunjukkan, energi yang terdapat pada “Kayu Bertuah”, besarnya dua kali lipat dibanding energi yang terdapat pada Tosan Aji/Pusaka.
Artinya, media kayu lebih praktis dijadikan “pegangan” atau pemancar energi metafisika karena tidak ada pantangan tertentu saat membawanya.
TUHAN tidak akan pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Setiap ciptaan memiliki manfaat. Dalam “bekerja” Tuhan melalui ciptaan-Nya. Misalnya, Tuhan menawarkan racun melalui ciptaan-Nya bernama kayu Setigi, dan mengobati malaria melalui pohon Kina, dan sebagainya.
Sebagian dari nikmat Tuhan adalah diciptakannya tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat luar biasa. Seorang pemerhati kayu, Drs. Budi Hardono pada tahun 1987 – 1989 mengadakan penelitian terhadap kayu-kayu yang karena memiliki keistimewaan itu kemudian diyakini “bertuah”.
Dari sisi energi dilakukan di Fakultas MIPA UGM. Hasilnya? Dengan Chronometer –alat pengukur energi- buatan Amerika diketahui bahwa energi yang terkandung dalam kayu “bertuah” menunjukkan level energi dua kali lipat dibanding tosan aji. Jika tosan aji atau pusaka menunjukkan level 50, kayu-kayu “bertuah” menunjukkan level 100. Disisi lain Fakultas Kedokteran Hewan UGM juga telah meneliti kayu “bertuah” untuk kepentingan pengobatan. Hasil penelitian tersebut ditemukan banyak kandungan kayu ”bertuah” yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kayu memiliki kekuatan pemancar. Misalnya, anda punya niat selamat dari kejahatan maka kayu itu berperan sebagai pemancar yang frekuensinya tidak terukur dan ini sudah dibuktikan secara ilmiah.
Kayu memancarkan energi, nur atau cahaya. Cahaya memiliki frekuensi sangat tinggi dan gelombang-gemombang molekul ion yang jika dipicu dengan doa dari jalur agama maupun “amalan” dari jalur ilmu, frekuensinya menjadi lebih kuat dan tinggi dan menimbulkan aura. Nur atau cahaya rumusnya 328 tahun cahaya atau R sehingga logika manusia tidak dapat menjangkau.
Energi yang terdapat pada kayu “bertuah” itu terlalu halus dan relatif dan secara kimiawi terdeteksi. Ketika masih hidup, kayu “bertuah” mengandung zat-zat netrogenium yang sangat tinggi.
KAYU KALIMOSODO :
memiliki khasiat luar biasa untuk :
• Melancarkan rezeki
• Meningkatkan keluhuran
• Kewibawaan
• Keselamatan, dll
Kayu Kalimasada banyak dikoleksi para bisnismen.
Artinya, media kayu lebih praktis dijadikan “pegangan” atau pemancar energi metafisika karena tidak ada pantangan tertentu saat membawanya.
TUHAN tidak akan pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Setiap ciptaan memiliki manfaat. Dalam “bekerja” Tuhan melalui ciptaan-Nya. Misalnya, Tuhan menawarkan racun melalui ciptaan-Nya bernama kayu Setigi, dan mengobati malaria melalui pohon Kina, dan sebagainya.
Sebagian dari nikmat Tuhan adalah diciptakannya tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat luar biasa. Seorang pemerhati kayu, Drs. Budi Hardono pada tahun 1987 – 1989 mengadakan penelitian terhadap kayu-kayu yang karena memiliki keistimewaan itu kemudian diyakini “bertuah”.
Dari sisi energi dilakukan di Fakultas MIPA UGM. Hasilnya? Dengan Chronometer –alat pengukur energi- buatan Amerika diketahui bahwa energi yang terkandung dalam kayu “bertuah” menunjukkan level energi dua kali lipat dibanding tosan aji. Jika tosan aji atau pusaka menunjukkan level 50, kayu-kayu “bertuah” menunjukkan level 100. Disisi lain Fakultas Kedokteran Hewan UGM juga telah meneliti kayu “bertuah” untuk kepentingan pengobatan. Hasil penelitian tersebut ditemukan banyak kandungan kayu ”bertuah” yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kayu memiliki kekuatan pemancar. Misalnya, anda punya niat selamat dari kejahatan maka kayu itu berperan sebagai pemancar yang frekuensinya tidak terukur dan ini sudah dibuktikan secara ilmiah.
Kayu memancarkan energi, nur atau cahaya. Cahaya memiliki frekuensi sangat tinggi dan gelombang-gemombang molekul ion yang jika dipicu dengan doa dari jalur agama maupun “amalan” dari jalur ilmu, frekuensinya menjadi lebih kuat dan tinggi dan menimbulkan aura. Nur atau cahaya rumusnya 328 tahun cahaya atau R sehingga logika manusia tidak dapat menjangkau.
Energi yang terdapat pada kayu “bertuah” itu terlalu halus dan relatif dan secara kimiawi terdeteksi. Ketika masih hidup, kayu “bertuah” mengandung zat-zat netrogenium yang sangat tinggi.
KAYU KALIMOSODO :
memiliki khasiat luar biasa untuk :
• Melancarkan rezeki
• Meningkatkan keluhuran
• Kewibawaan
• Keselamatan, dll
Kayu Kalimasada banyak dikoleksi para bisnismen.
MANFA'AT KAYU & KEGUNAANNYA
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan
bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu.
Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau
yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya
atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya
yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses
alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga,
contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya
mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita
saja.
Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir.
Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional
dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu
tersebut, untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Jenis kayu yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Asam Jawa 2. Awar-awar 3. Bambu Buntet 4. Boga
5. Cendhana 6. Drini 7. Dewadaru 8. Kayu Itam (Ebony)
9. Kebak 10.Kelor 11. Kengkeng 12. Krangeyan
13. Liwung 14. Lotrok 15. Mimang 16. Pamrih, Ringin
17. Nogosari 18. Rotan Poleng 19. Secang 20. Sempu
21. Setigi 22. Sodo Saren 23. Sulastri 24. Teset, Tengsek
25. Timaha 26. Towo 27. Walikukun 28. Wonglen
29. Pelet Timaha 30. Lanang 31. Kemiri 32. Dewadaru G. Kawi
33. Bambu Apus 34. Lingsar 35. Klumpit 36. Wergu
37. Songgolangit 38. Pule
39. Rumput Fatimah 40. Minging, KayuUlar
1.
ASAM JAWA, celagi, tangkal acem (Tamarindus Indicus Linn).
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai
60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam
yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit
garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk
obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat
menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji
jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang
diakibatkan oleh mahluk halus. Bagian hitam dari teras asam dinamakan Galih Asam, bertuah
untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang
mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik
dipakai oleh pemimpin berhati “Satriya Pandita”, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.
2.
AWAR-AWAR, dausalo, bar-abar, sirih popar (Ficus septica Burm).
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari
akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya
diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.)
dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan
obat muntah yang sangat manjur.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu daunnya banyak
dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian dicampur
candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang
dinamakan
“bedhutan”.
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar seperti
pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini
dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black
magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.
3.
BAMBU BUNTET, BAMBU PETHUK (Bambusa sp, Phyllostachys sp, Schizostachum sp dsb)
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan
bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah. Bambu pethuk adalah bambu
yang kedua ruasnya saling bertemu. Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini
akan kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa saja. Rotan pethuk adalah
rotan yang buku ruasnya saling berhadapan, khasiatnya sama dengan bambu pethuk. Bambu
Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari rebung dan keluar sebagai pohon bambu kecil
kecil, diyakini anti jin jahat dan santet, banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika
dipukulkan pada ular akan mati seketika, juga dipercaya bertuah menghindari wabah penyakit
menular dan ilmu hitam yang hendak mengganggu pemiliknya.
4.
BOGA (Ficus toxicaria Linn ?)
Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus alba Reinw), warnanya putih dan diyakini berkhasiat
menglariskan dagangan. Caranya : taruh sepotong kayu ini didalam almari / etalase barang yang
dujual, atau dapat juga disimpan dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya
pemiliknya tak pernah kekurangan sandang pangan.
5.
CENDANA (Santalum album L.)
Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini diyakini bertuah didekati
arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang berwarangka Cendana bilamana menengok orang
sakit karena dipercaya dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana
akan berbau harum dan lebih awet.
6.
DRINI, Sentigi (Pemphis acidula Forst)
Kayu Drini dulu banyak dijumpai dipantai selatan Jawa khususnya dipantai Krakal sebelah timur
Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa orang, kayu ini juga ditemukan didaerah pantai lain.
Karena banyak dicarai maka kayu ini terancam punah karena diyakini bertuah untuk
keselamatan, anti black magic, anti gigitan ular dan dijauhi ular. Selain itu rendaman kayu dalam
air juga berkhasiat mengobati penyakit perut. Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok
dengan ujung jari. Jenis Drini dari Pulau Kangean oleh penduduk setempat dinamakan SETIGI,
CANTINGGI atau MENTIGI, kayu ini juga banyak dicari untuk pengobatan, karena langka maka
harganya sangat mahal, biasanya pohon Drini tumbuh ditanah kapur yang banyak mendapat
angin laut atau sering terendam air laut.
7.
DEWADARU
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara Jepara, diyakini
bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga
keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya
mendatangkan angin taufan.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
2
PDF created with pdfFactory Pro trial version
www.pdffactory.com
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa Nyamplung, konon jelmaan
dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu
Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi
dipercaya berkhasiat sama.
8.
KAYU ITAM, KAYU ARANG, KAYU EBONY (Diospyros spp)
Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu ini, khususnya yang hitam
seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu
yang diberi hiasan kayu ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang
tersebut.
9.
KEBAK (Ficus sp, Macaranga sp, Acalypha sp.)
Pohon Kebak umumnya semacam pohon beringin hutan tetapi tidak bisa besar, namun adapula
yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi daunnya agak muda, sering disebut Tutup
(Macaranga sp, Acalypha sp). Kayunya yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan
menaruhnya ditempat dagangan atau uang. Kayu ini mudah kena pelapukan / jamur.
10.
KELOR, maronggi, celor, keloro (Moringa olefera Lamk)
Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau
kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua
persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang
yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan
cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang
biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat
menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan
dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
11.
KENGKENG
Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan orang yang
kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau anak kecil bisa menolak roh jahat, roh
halus.
12.
KRANGEYAN (Litsea cubeba Pers)
Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar hanya berdiameter 25 cm ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari kulit, daun dan bunganya berbau harum. Kayunya
diyakini memiliki daya menolak santet, tenung dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan
umumnya baik bagi sakit pernapasan.
13.
LIWUNG (Arenga pinnata Merr ?, Calyptrocalyk spicatus ?, Cycas spp ?)
Kayu ini ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk tongkat atau potongan yang
banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya hitam seperti teras kayu aren, bedanya
seratnya agak kasar. Kayu Liwung berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren
laki-laki karena tidak mempunyai bunga betina. Pohon ini amat jarang, sementara ada kayu
sejenis yang dipercaya sebagai kayu liwung namun asalnya berbeda. Kayu Liwung dipercaya
mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul, sangat baik untuk mereka yang
mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk mereka yang mudah
terpancing emosinya.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
14.
LOTROK
Sepintas mirip kayu KEBAK atau BOGA, namun agak kemerahan.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar
pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
15.
MIMANG
Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan tanah, konon siapa yang
melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk
dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat
membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.
16.
PAMRIH dan RINGIN SEPUH (Ficus spp)
Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku
Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan Solo, Surakarta. Menurut legenda dibawah
pohon itulah baliau berteduh setiap hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni
Balanda. Kayu Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok bagi
mereka yang berkecimpung di pemerintahan.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di Kota
Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga
“Waringin Tuwo”
atau
Ringin Sepuh,
sejak jaman dulu
dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh “mlumah kurep” artinya satu jatuh
terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon,
semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai zimat
keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya
memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir
semua warga Yogya yang akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju
perang atau pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.
17.
NAGASARI, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua ferrea Linn)
Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau kebun dibawah 1300 m dpl
didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m dengan diameter 50 cm. Yang dianggap
bertuah umumnya terdapat di makam-makam tokoh sejarah, misal Raja, Ulama seperti di
Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk
berhadapan, bunga besar dengan 4 helai daun mahkota yang berwarna putih, berbau wangi.
Sedang buahnya berkulit keras disebut
Gandhek
berisi 1 – 4 biji. Mulai akar, daun, bunga
sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya.
Kuncup bunga yang masih tertutup disebut
sari kurung
atau
cangkok kurung
. Sedang kuncup
bunga yang telah terbuka disebut
sari mekar
atau
cangkok mekar
. Benang sarinya harum,
dinamakan
podhisari
atau
sari naga / sari cangkok
. Bunga yang telah diambil benang
sarinya ditumbuk halus menjadi obat-obatan disebut
sari cangkok.
Semua ini menjadi bahan
campuran pelbagai obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji ditumbuk halus setelah
dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan
dipanasi. Minyak ini sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan
segala macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan
nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam. Caranya, ambil 3 –5
nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya lalu seduh dengan air
setengah panas (air termos), diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
sakit. Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam kemudian diminumkan
lagi kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5 jam kemudian. Air nogosari ini sangat
baik untuk mengobati haid yang selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut
pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat
disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu,
daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi
coklat kehitaman atau coklat dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya
gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan puasa
mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong kayu,
seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur, tetapi
setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya.
Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu ini bersipat mengembalikan
daya yang dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul
diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan
terhadap orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini
diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul
diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika
direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini
jangan dilekati benda logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu
yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu
Nagasari dalam ukuran besar.
18.
ROTAN POLENG, ROTAN PETHUK (Daemonorops spp. Gleichenia spp)
Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah membuat orang kuat berjalan jauh,
karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang
saling berhadapan, dipercaya memiliki daya gaib, diantaranya bisa menghilang, kebal terhadap
senjata tajam dan menghalau unsur jahat.
Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan pethuk dan apabila diajunkan maka
musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah banyak sehingga melarikan diri.
19.
SECANG (Caesalpinia bonducella Flemm / C.sappan Linn)
Pohon secang tumbuh dimana-mana, ditanam sebagai pagar hidup atau pohon liar, pohonnya
penuh duri, kayu gubal berwarna putih sedang bagian terasnya berwarna merah darah.
Rendaman atau seduhan air panas kayu secang ini berwarna merah dikenal sebagai obat manjur
penyakit yang ditandai keluarnya darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah, berak
darah bahkan penyakit darah tinggi, juga untuk menyembuhkan penyakit gula darah (DM),
jantung, infeksi ginjal dan lever.
Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru dari Gunung Kawi, anak yang
panas dapat didinginkan dengan mengompresnya dengan seduhan air secang. Penyakit stroke
yang belum terlambat dapat diberi minuman rebusan kayu secang yang ditambah dengan pohon
ceplukan dan sedikit adas pulowaras. Untuk pengobatan penyakit kanker, rebusan secang
ditambah serpihan tatal kayu setigi, nogosari dan segenggam rumput lidah ular atau jika tidak
ada dapat diganti dengan buah Makutha Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan
dagangan dan menolak santet. Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat barang dagangan dan
lantai took dipel dengan air rebusan secang dan bagian depan tempat usaha disiram dengan
seduhan secang setiap pagi sebelum toko buka.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
20.
SEMPU (Dillenia sp.?)
Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan orang kesurupan, caranya dengan
membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang
tersebut sadar, atau rendamlah sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya
dengan air tersebut dan berdoalah menurut keyakinan anda, semoga orang tersebut bisa sadar.
Hal yang sama bisa dilakukan juga dengan menggunakan potongan kayu nogosari.
21.
SETIGI, kastigi, sentigi, kayu Sulaiman
Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan biasanya tumbuh ditanah
berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru atau duren yaitu hijau dengan
bagian bawah berwarna merah tembaga.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang belum menikah.
Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua
dan jika memukul orang hanya menyebabkan pingsan, tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya ditempelkan potongan kayu setigi ke
bekas gigitan atau sengatan beberapa lama. Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular
dan tanah sangar karena pengaruh jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk mengobati
penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan,
segenggam daun tapak dara dan adas pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing
masing 1 gelas. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi atau
tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini
banyak terdapat dipantai-pantai khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin
laut.
22.
SODO SAREN, sodo lanang (Arenga pinnata Merr)
Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan orang-orang
yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan
lidi daun aren, jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa
kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.
Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular, kelabang dll, bisa
dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi
bila disertai dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur
sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.
Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun kelapa yang
jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren.
Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.
23.
SULASTRI, slastri, sletri, sulastri, bintangur bunut (Calophyllum soulatri Burm)
Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm. Dipelihara orang karena bunganya
harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam di petilasan pemandianLangenharjo,
Sukoharjo, Surakarta sebagai peninggalan Sri Sunan PBX.
Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami istri yang selalu cekcok
atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat disimpan untuk maksud yang sama. Daun Sulastri
sering digunakan untuk penyakit rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk
campuran jamu penguat badan.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
24.
TESEK, tengsek (Rhynchocarpa monophylla Backer ?)
Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng gunung berapi dengan tinggi
mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan bulat.
Karena banyak diburu orang, sekarang makin langka, dibedakan antara Tesek biasa dan Tesek
Wulung, yang pertama kayunya putih, disana sini diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek
lainnya wulung, kulitnya berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan diair mengalir maka ia akan
berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah
karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya
tetap ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak,
gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia bisa tahan jika memakai kayu ini,
juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup
(sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini bersifat laki-laki, jodoh
kayu ini adalah kayu setigi. Kayu Setigi yang terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.
25.
TIMAHA (Kleinhovia hospita L)
Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.
1.
PELET KENDHIT, pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari
kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis iniberkhasiat
membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari bahaya dan
penyakit bagi pemiliknya.
2.
PELET TULAK, membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang menkilap
hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain,
khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.
3.
PELET PUDHAK SINUMPET, menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran
hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
4.
PELET PULAS KEMBANG, pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak
bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular dll).
5.
PELET DHORENG, gambarnya seperti loreng harimau, berkhasiat pemiliknya menjadi
angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan harga cukup tinggi.
6.
PELET NGAMAL, pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit
jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet
ini sedikit memilih dan hanya pejabat yang memakainya.
7.
PELET PULAS GROBOH, gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama
dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
8.
PELET BERAS WUTAH, bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu, khasiatnya
untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan mahal.
9.
PELET NGIRIM (NGINGRIM) KEMBANG, gambarnya berbentuk besar dan panjang,
khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis dan biasanya dipakai oleh yang belum
berkeluarga (bisa jejaka, duda).
10.
PELET GANDRUNG, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih
mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
11.
PELET CEPLOK KELOR, gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya
memberi keselamatan pada pemilik.
12.
PELET CEPLOK BANTHENG, pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih
terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
13.
PELET SEGARA WINOTAN, pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik yang
teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi
yang pantas memakainya.
14.
PELET GANA, pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi
kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai
raja atau pejabat tertinggi.
15.
PELET SEMBUR, pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar diseluruh permukaan kayu,
khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang
lain dan umumnya pelet ini mempunyai kekuatan gaib.
16.
PELET NYERAT, jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer,
kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri
dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.
17.
PELET DEWADARU, seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam sehingga
kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi
keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang
memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada
pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.
26.
TOWO (Ficus sp.?)
Kayunya putih menyerupai kayu kebak dan boga namun agak keras.
Pohon Towo banyak dijumpai dilereng Merapi dan Lawu, diyakini dapat menawarkan bisa hewan
berbisa. Pada luka bekas gigitan tempelkan potongan kayu towo untuk beberapa lama sampai
semua bisa tersedot. Air seduhan kayu towo sering digunakan untuk mengobati orang yang
keracunan.
27.
WALIKUKUN (Schoutenia ovata Korth)
Banyak ditemukan dihutan berhawa panas, digunakan sebagai gagang tombak atau alat
pertukangan karena sifatnya ulet dan keras. Sejak lama juga digunakan untuk menawarkan
pekarangan angker dengan menanam Walikukun disemua sudut pekarangan.
28.
WONGLEN, onglen, wungle (pterocarpus spp.)
Yang dianggap bertuah yang berasal dari bekas kerangka makan Sultan Agung Anyokrokusumo
dan makam Pakubuwanan. Diyakini memiliki tuah memacu keberanian, kewibawaan dan
keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut. Kayu wonglen yang
beredar sekarang sama sekali tidak mirip dengan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T&B) yang
banyak didatangkan dari Kalimantan. Menurut keterangan KRT Reksowinoto, kepala juru kunci
reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu
usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi
dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen (mungkin dari nama ulin). Menurut penelitian
mirip Sono Kembang (pterocarpus indicus Willd) atau yang sejenis seperti Padauk yang diimpor
dari Myanmar dan Cendana Jenggi dari Afrika. Dua kayu terakhir memang kayu unggul dan
berharga mahal pada sat rumah makam tersebut dibangun pada sekitar akhir abad 17. Semua
kayu tersebut mempunyai sifat mengeluarkan zat merah bila direndam. Kayu wonglen dipercaya
mempunyai khasiat yang diperlukan bila seseorang memegang jabatan, namun tidak ada
halangan dimiliki orang biasa, hanya saja diharapkan bisa menahan emosinya. Pantangan :
jangan dilangkahi atau ditaruh ditempat bawah/rendah, jika sedang buang hajat lepaskan dulu
cincin dengan kayu ini dan jangan sekali kali digunakan memukul orang, bisa berakibat fatal.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
30.
LANANG, kajeng lanang (Oroxylon indicum Vent)
Tumbuh dibawah 800 m dpl dengan tinggi mencapai 9 – 12 m dengan diameter 15 – 25 cm,
dipercaya menambah gairah seksual pada pria, akarnya dikenal sebagai obat impotensi, daunnya
sebagai ramuan jamu wanita yang ingin punya anak sedang kulitnya untuk campuran obat
penambah nafsu makan. Pohon lanang dipetilasan Kembang Lampir, Gunung Kidul dipercaya
memiliki tuah menyembuhkan pria dan wanita yang menjumpai problem sexual dan mandul.
31.
KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.)
Pohon tinggi besar dan mudah dikenali karena daunnya sebelah bawah berwarna putih dan
kulitnya berwarna agak keputihan, dibiakan dari biji dan tumbuh dimana-mana, namun paling
baik tumbuh didaerah sedang. Kulit pohon sering digunakan untuk obat sariawan dan
pendarahan dalam, kayunya ringan dan mudah rapuh serta dinamak kapang dan rayap.
Banyak yang percaya kayu kemiri dapat menolak roh jahat, namun menurut beberapa orang
sebetulnya yang bertuah justru buah kemirinya tetapi yang tidak berisi atau
KEMIRI KOPONG
,
untuk mendapatkannya taruh sejumlah buah kemiri yang belum dipecah kedalam ember berisi
air, yang mengambang itulah yang kopong. Untuk menolak setan, taruh kemiri kopong dalam
daun tales wulung (Colacassia esculenta Schott) atau daun Senthe (Alocassia macrorrhiza Schott)
yang berwarna ungu. Bungkus kemiri kopong tersebut dengan daun itu dan ikatlah bungkusan ini
dengan benang lawe (lawe wenang atau benang putih) hingga 7 lilitan. Taruhlah bungkusan ini
ditempat yang diperkirakan ada gangguan, untuk amannya buat 5 bungkus, taruh masing masing
1 ditiap sudut dan satu ditengah rumah. Meletakannya bisa diketinggian atau diatas tanah.
Bilamana disitu ada setannya maka biasanya mereka terperangkap dalam bungkusan kemiri
kopong ini.
32.
DEWADARU G. KAWI (Eugenia uniflora Linn.)
Pohon yang tumbuh disebelah barat cungkup makam mBah Jugo di Gunung Kawi, Kepanjen,
Malang sering disebut pohon Klepu Dewadaru. Buah yang sudah masak akan jatuh sendiri dan
sangat dicari penziarah karena membawa keberuntungan bagi yang memakannya. Dewandaru
G. Kawi ini juga ditanam didaerah lain. Pohonnya dipercaya mempunyai tuah keberuntungan,
demikian juga kayunya, daunnya berbau agak harum biasanya digunakan untuk campuran
pengobatan penyakit hati.
33.
BAMBU APUS PRINGGOLAYAN, WULUNG dan ORI.
Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo
dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah
membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa
yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu
rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru
kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya
juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat. Semua
tergantung dari permohonannya.
Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq) juga
dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang
satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air
cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang. Setiap kali, misal setiap
minggu, isi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju,
tenung dan santet.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan). Masing-masing disudut
perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam tanah. Taburi garam dan irisan dlingo
bangle disekitar tusukan sate ini.
34.
LINGSAR (Pterocarpus sp. ?)
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan,
Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar
permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate),
bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.
35.
KLUMPIT, KLUMPRIT (Terminalia edulis Blanco. ?)
Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun kini hampir punah digunakan untuk
bahan bangunan yang tidak menuntuk keawetan. Salah satu pohon Klumpit yang masih alami
terdapat di Goa Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan desa
Manggoran Kidul.
Kayu ini dipercaya bertuah memudahkan permohonan yang bersifat duniawi.
36.
WERGU (Rhapis flabelliformis l’Herit)
Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat.
Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal dari China,
Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman pagar.
Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih, dijaman dulu kayunya banyak
dieksport ke Hongkong dan China. Nama dagangnya Cannes de laurier atau jones du Tonkin.
Kualitasnya dibedakan : (1) diameter lebih dari 20 mm, (2) diameter 13-20 mm, (3) diameter 8 –
13 mm. Semua kualitas ini mempunyai panjang 125 mm.
Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa, selain itu juga memiliki
daya menambah kekuatan bagi pemakainya.
37.
SONGGO LANGIT (Ochrosia oppositifolia K.Schum dan Tridax procumbens Linn.)
Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang
sudah amat langka, tingginya bisa mencapai 13 – 14 m dengan diameter 30 sm, biasanya
tumbuh didaerah pantai atau tepi pantai. Akarnya keras, dari luar tampak kuning tetapi dalamnya
tampak kuning pucat. Kayunya berbau untuk obat dan biasanya digunakan untuk obat terutama
sakit perut, kejang perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang. Sementara ada
yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat ghaib adalah jenis perdu Tridax
procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan kapur. Pohon ini banyak
bercabang dan akar batangnya kuat. Berasal dari Amerika Tengah. Tuahnya menolak niat jahat
dari orang atau mahluk halus.
38.
PULE, PULAI (Alstonia scholaris R. Br)
Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m, terdapat diseluruh nusantara, yang baik biasanya
tumbuh dibawah 900 m d.p.l dan didekat air. Ada 2 macam varietas, yang bertangkai dan tulang
daun berwarna hijau dan satunya berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama.
Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras, tetapi
umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai obat demam, malaria, penyakit gula
darah dan kurang nafsu makan, rasanya pahit seperti Bratawali. Getah pohon Pule sering
digunakan untuk mematangkan abses (bengkak) di kulit.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam rumah atau
pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, untuk ini ambil cabang yang masih
ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-alang.
Cambukanlah pelan-pelan punggung orang yang sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya dia
akan segera sadar.
39.
RUMPUT FATIMAH (Calligonum sp.)
Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci Mekah dipercaya memiliki tuah
memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan, melunakan hati orang dan sebagainya.
Ada juga kegunaan lain untuk memperlancar persalinan, caranya : masukan rumput itu kedalam
air, biasanya akarnya mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 x selama
merendam itu, minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan sambil memohon petunjuk Allah.
Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan tekanan darah tinggi, hanya disini
digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah dan Ayat Kursi masin masing minimal 200
x sesudah itu mohon penyembuhan pada Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai
sembuh. Oleskan air rendamannya kepada sisakit.
40.
MINGING.
Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular.
Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat
kehitaman dan agak berat.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu.
Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau
yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya
atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya
yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses
alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga,
contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya
mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita
saja.
Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir.
Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional
dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu
tersebut, untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Jenis kayu yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Asam Jawa 2. Awar-awar 3. Bambu Buntet 4. Boga
5. Cendhana 6. Drini 7. Dewadaru 8. Kayu Itam (Ebony)
9. Kebak 10.Kelor 11. Kengkeng 12. Krangeyan
13. Liwung 14. Lotrok 15. Mimang 16. Pamrih, Ringin
17. Nogosari 18. Rotan Poleng 19. Secang 20. Sempu
21. Setigi 22. Sodo Saren 23. Sulastri 24. Teset, Tengsek
25. Timaha 26. Towo 27. Walikukun 28. Wonglen
29. Pelet Timaha 30. Lanang 31. Kemiri 32. Dewadaru G. Kawi
33. Bambu Apus 34. Lingsar 35. Klumpit 36. Wergu
37. Songgolangit 38. Pule
39. Rumput Fatimah 40. Minging, KayuUlar
1.
ASAM JAWA, celagi, tangkal acem (Tamarindus Indicus Linn).
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai
60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam
yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit
garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk
obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat
menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji
jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang
diakibatkan oleh mahluk halus. Bagian hitam dari teras asam dinamakan Galih Asam, bertuah
untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang
mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik
dipakai oleh pemimpin berhati “Satriya Pandita”, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.
2.
AWAR-AWAR, dausalo, bar-abar, sirih popar (Ficus septica Burm).
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari
akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya
diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.)
dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan
obat muntah yang sangat manjur.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu daunnya banyak
dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian dicampur
candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang
dinamakan
“bedhutan”.
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar seperti
pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini
dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black
magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.
3.
BAMBU BUNTET, BAMBU PETHUK (Bambusa sp, Phyllostachys sp, Schizostachum sp dsb)
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan
bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah. Bambu pethuk adalah bambu
yang kedua ruasnya saling bertemu. Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini
akan kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa saja. Rotan pethuk adalah
rotan yang buku ruasnya saling berhadapan, khasiatnya sama dengan bambu pethuk. Bambu
Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari rebung dan keluar sebagai pohon bambu kecil
kecil, diyakini anti jin jahat dan santet, banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika
dipukulkan pada ular akan mati seketika, juga dipercaya bertuah menghindari wabah penyakit
menular dan ilmu hitam yang hendak mengganggu pemiliknya.
4.
BOGA (Ficus toxicaria Linn ?)
Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus alba Reinw), warnanya putih dan diyakini berkhasiat
menglariskan dagangan. Caranya : taruh sepotong kayu ini didalam almari / etalase barang yang
dujual, atau dapat juga disimpan dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya
pemiliknya tak pernah kekurangan sandang pangan.
5.
CENDANA (Santalum album L.)
Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini diyakini bertuah didekati
arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang berwarangka Cendana bilamana menengok orang
sakit karena dipercaya dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana
akan berbau harum dan lebih awet.
6.
DRINI, Sentigi (Pemphis acidula Forst)
Kayu Drini dulu banyak dijumpai dipantai selatan Jawa khususnya dipantai Krakal sebelah timur
Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa orang, kayu ini juga ditemukan didaerah pantai lain.
Karena banyak dicarai maka kayu ini terancam punah karena diyakini bertuah untuk
keselamatan, anti black magic, anti gigitan ular dan dijauhi ular. Selain itu rendaman kayu dalam
air juga berkhasiat mengobati penyakit perut. Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok
dengan ujung jari. Jenis Drini dari Pulau Kangean oleh penduduk setempat dinamakan SETIGI,
CANTINGGI atau MENTIGI, kayu ini juga banyak dicari untuk pengobatan, karena langka maka
harganya sangat mahal, biasanya pohon Drini tumbuh ditanah kapur yang banyak mendapat
angin laut atau sering terendam air laut.
7.
DEWADARU
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara Jepara, diyakini
bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga
keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya
mendatangkan angin taufan.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
2
PDF created with pdfFactory Pro trial version
www.pdffactory.com
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa Nyamplung, konon jelmaan
dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu
Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi
dipercaya berkhasiat sama.
8.
KAYU ITAM, KAYU ARANG, KAYU EBONY (Diospyros spp)
Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu ini, khususnya yang hitam
seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu
yang diberi hiasan kayu ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang
tersebut.
9.
KEBAK (Ficus sp, Macaranga sp, Acalypha sp.)
Pohon Kebak umumnya semacam pohon beringin hutan tetapi tidak bisa besar, namun adapula
yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi daunnya agak muda, sering disebut Tutup
(Macaranga sp, Acalypha sp). Kayunya yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan
menaruhnya ditempat dagangan atau uang. Kayu ini mudah kena pelapukan / jamur.
10.
KELOR, maronggi, celor, keloro (Moringa olefera Lamk)
Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau
kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua
persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang
yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan
cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang
biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat
menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan
dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
11.
KENGKENG
Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan orang yang
kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau anak kecil bisa menolak roh jahat, roh
halus.
12.
KRANGEYAN (Litsea cubeba Pers)
Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar hanya berdiameter 25 cm ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari kulit, daun dan bunganya berbau harum. Kayunya
diyakini memiliki daya menolak santet, tenung dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan
umumnya baik bagi sakit pernapasan.
13.
LIWUNG (Arenga pinnata Merr ?, Calyptrocalyk spicatus ?, Cycas spp ?)
Kayu ini ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk tongkat atau potongan yang
banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya hitam seperti teras kayu aren, bedanya
seratnya agak kasar. Kayu Liwung berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren
laki-laki karena tidak mempunyai bunga betina. Pohon ini amat jarang, sementara ada kayu
sejenis yang dipercaya sebagai kayu liwung namun asalnya berbeda. Kayu Liwung dipercaya
mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul, sangat baik untuk mereka yang
mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk mereka yang mudah
terpancing emosinya.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
14.
LOTROK
Sepintas mirip kayu KEBAK atau BOGA, namun agak kemerahan.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar
pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
15.
MIMANG
Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan tanah, konon siapa yang
melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk
dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat
membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.
16.
PAMRIH dan RINGIN SEPUH (Ficus spp)
Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku
Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan Solo, Surakarta. Menurut legenda dibawah
pohon itulah baliau berteduh setiap hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni
Balanda. Kayu Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok bagi
mereka yang berkecimpung di pemerintahan.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di Kota
Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga
“Waringin Tuwo”
atau
Ringin Sepuh,
sejak jaman dulu
dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh “mlumah kurep” artinya satu jatuh
terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon,
semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai zimat
keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya
memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir
semua warga Yogya yang akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju
perang atau pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.
17.
NAGASARI, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua ferrea Linn)
Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau kebun dibawah 1300 m dpl
didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m dengan diameter 50 cm. Yang dianggap
bertuah umumnya terdapat di makam-makam tokoh sejarah, misal Raja, Ulama seperti di
Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk
berhadapan, bunga besar dengan 4 helai daun mahkota yang berwarna putih, berbau wangi.
Sedang buahnya berkulit keras disebut
Gandhek
berisi 1 – 4 biji. Mulai akar, daun, bunga
sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya.
Kuncup bunga yang masih tertutup disebut
sari kurung
atau
cangkok kurung
. Sedang kuncup
bunga yang telah terbuka disebut
sari mekar
atau
cangkok mekar
. Benang sarinya harum,
dinamakan
podhisari
atau
sari naga / sari cangkok
. Bunga yang telah diambil benang
sarinya ditumbuk halus menjadi obat-obatan disebut
sari cangkok.
Semua ini menjadi bahan
campuran pelbagai obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji ditumbuk halus setelah
dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan
dipanasi. Minyak ini sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan
segala macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan
nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam. Caranya, ambil 3 –5
nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya lalu seduh dengan air
setengah panas (air termos), diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
sakit. Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam kemudian diminumkan
lagi kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5 jam kemudian. Air nogosari ini sangat
baik untuk mengobati haid yang selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut
pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat
disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu,
daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi
coklat kehitaman atau coklat dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya
gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan puasa
mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong kayu,
seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur, tetapi
setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya.
Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu ini bersipat mengembalikan
daya yang dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul
diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan
terhadap orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini
diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul
diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika
direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini
jangan dilekati benda logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu
yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu
Nagasari dalam ukuran besar.
18.
ROTAN POLENG, ROTAN PETHUK (Daemonorops spp. Gleichenia spp)
Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah membuat orang kuat berjalan jauh,
karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang
saling berhadapan, dipercaya memiliki daya gaib, diantaranya bisa menghilang, kebal terhadap
senjata tajam dan menghalau unsur jahat.
Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan pethuk dan apabila diajunkan maka
musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah banyak sehingga melarikan diri.
19.
SECANG (Caesalpinia bonducella Flemm / C.sappan Linn)
Pohon secang tumbuh dimana-mana, ditanam sebagai pagar hidup atau pohon liar, pohonnya
penuh duri, kayu gubal berwarna putih sedang bagian terasnya berwarna merah darah.
Rendaman atau seduhan air panas kayu secang ini berwarna merah dikenal sebagai obat manjur
penyakit yang ditandai keluarnya darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah, berak
darah bahkan penyakit darah tinggi, juga untuk menyembuhkan penyakit gula darah (DM),
jantung, infeksi ginjal dan lever.
Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru dari Gunung Kawi, anak yang
panas dapat didinginkan dengan mengompresnya dengan seduhan air secang. Penyakit stroke
yang belum terlambat dapat diberi minuman rebusan kayu secang yang ditambah dengan pohon
ceplukan dan sedikit adas pulowaras. Untuk pengobatan penyakit kanker, rebusan secang
ditambah serpihan tatal kayu setigi, nogosari dan segenggam rumput lidah ular atau jika tidak
ada dapat diganti dengan buah Makutha Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan
dagangan dan menolak santet. Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat barang dagangan dan
lantai took dipel dengan air rebusan secang dan bagian depan tempat usaha disiram dengan
seduhan secang setiap pagi sebelum toko buka.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
20.
SEMPU (Dillenia sp.?)
Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan orang kesurupan, caranya dengan
membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang
tersebut sadar, atau rendamlah sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya
dengan air tersebut dan berdoalah menurut keyakinan anda, semoga orang tersebut bisa sadar.
Hal yang sama bisa dilakukan juga dengan menggunakan potongan kayu nogosari.
21.
SETIGI, kastigi, sentigi, kayu Sulaiman
Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan biasanya tumbuh ditanah
berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru atau duren yaitu hijau dengan
bagian bawah berwarna merah tembaga.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang belum menikah.
Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua
dan jika memukul orang hanya menyebabkan pingsan, tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya ditempelkan potongan kayu setigi ke
bekas gigitan atau sengatan beberapa lama. Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular
dan tanah sangar karena pengaruh jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk mengobati
penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan,
segenggam daun tapak dara dan adas pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing
masing 1 gelas. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi atau
tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini
banyak terdapat dipantai-pantai khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin
laut.
22.
SODO SAREN, sodo lanang (Arenga pinnata Merr)
Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan orang-orang
yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan
lidi daun aren, jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa
kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.
Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular, kelabang dll, bisa
dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi
bila disertai dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur
sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.
Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun kelapa yang
jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren.
Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.
23.
SULASTRI, slastri, sletri, sulastri, bintangur bunut (Calophyllum soulatri Burm)
Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm. Dipelihara orang karena bunganya
harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam di petilasan pemandianLangenharjo,
Sukoharjo, Surakarta sebagai peninggalan Sri Sunan PBX.
Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami istri yang selalu cekcok
atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat disimpan untuk maksud yang sama. Daun Sulastri
sering digunakan untuk penyakit rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk
campuran jamu penguat badan.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
24.
TESEK, tengsek (Rhynchocarpa monophylla Backer ?)
Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng gunung berapi dengan tinggi
mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan bulat.
Karena banyak diburu orang, sekarang makin langka, dibedakan antara Tesek biasa dan Tesek
Wulung, yang pertama kayunya putih, disana sini diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek
lainnya wulung, kulitnya berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan diair mengalir maka ia akan
berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah
karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya
tetap ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak,
gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia bisa tahan jika memakai kayu ini,
juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup
(sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini bersifat laki-laki, jodoh
kayu ini adalah kayu setigi. Kayu Setigi yang terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.
25.
TIMAHA (Kleinhovia hospita L)
Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.
1.
PELET KENDHIT, pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari
kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis iniberkhasiat
membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari bahaya dan
penyakit bagi pemiliknya.
2.
PELET TULAK, membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang menkilap
hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain,
khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.
3.
PELET PUDHAK SINUMPET, menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran
hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
4.
PELET PULAS KEMBANG, pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak
bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular dll).
5.
PELET DHORENG, gambarnya seperti loreng harimau, berkhasiat pemiliknya menjadi
angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan harga cukup tinggi.
6.
PELET NGAMAL, pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit
jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet
ini sedikit memilih dan hanya pejabat yang memakainya.
7.
PELET PULAS GROBOH, gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama
dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
8.
PELET BERAS WUTAH, bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu, khasiatnya
untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan mahal.
9.
PELET NGIRIM (NGINGRIM) KEMBANG, gambarnya berbentuk besar dan panjang,
khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis dan biasanya dipakai oleh yang belum
berkeluarga (bisa jejaka, duda).
10.
PELET GANDRUNG, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih
mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
11.
PELET CEPLOK KELOR, gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya
memberi keselamatan pada pemilik.
12.
PELET CEPLOK BANTHENG, pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih
terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
13.
PELET SEGARA WINOTAN, pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik yang
teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi
yang pantas memakainya.
14.
PELET GANA, pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi
kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai
raja atau pejabat tertinggi.
15.
PELET SEMBUR, pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar diseluruh permukaan kayu,
khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang
lain dan umumnya pelet ini mempunyai kekuatan gaib.
16.
PELET NYERAT, jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer,
kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri
dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.
17.
PELET DEWADARU, seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam sehingga
kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi
keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang
memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada
pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.
26.
TOWO (Ficus sp.?)
Kayunya putih menyerupai kayu kebak dan boga namun agak keras.
Pohon Towo banyak dijumpai dilereng Merapi dan Lawu, diyakini dapat menawarkan bisa hewan
berbisa. Pada luka bekas gigitan tempelkan potongan kayu towo untuk beberapa lama sampai
semua bisa tersedot. Air seduhan kayu towo sering digunakan untuk mengobati orang yang
keracunan.
27.
WALIKUKUN (Schoutenia ovata Korth)
Banyak ditemukan dihutan berhawa panas, digunakan sebagai gagang tombak atau alat
pertukangan karena sifatnya ulet dan keras. Sejak lama juga digunakan untuk menawarkan
pekarangan angker dengan menanam Walikukun disemua sudut pekarangan.
28.
WONGLEN, onglen, wungle (pterocarpus spp.)
Yang dianggap bertuah yang berasal dari bekas kerangka makan Sultan Agung Anyokrokusumo
dan makam Pakubuwanan. Diyakini memiliki tuah memacu keberanian, kewibawaan dan
keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut. Kayu wonglen yang
beredar sekarang sama sekali tidak mirip dengan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T&B) yang
banyak didatangkan dari Kalimantan. Menurut keterangan KRT Reksowinoto, kepala juru kunci
reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu
usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi
dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen (mungkin dari nama ulin). Menurut penelitian
mirip Sono Kembang (pterocarpus indicus Willd) atau yang sejenis seperti Padauk yang diimpor
dari Myanmar dan Cendana Jenggi dari Afrika. Dua kayu terakhir memang kayu unggul dan
berharga mahal pada sat rumah makam tersebut dibangun pada sekitar akhir abad 17. Semua
kayu tersebut mempunyai sifat mengeluarkan zat merah bila direndam. Kayu wonglen dipercaya
mempunyai khasiat yang diperlukan bila seseorang memegang jabatan, namun tidak ada
halangan dimiliki orang biasa, hanya saja diharapkan bisa menahan emosinya. Pantangan :
jangan dilangkahi atau ditaruh ditempat bawah/rendah, jika sedang buang hajat lepaskan dulu
cincin dengan kayu ini dan jangan sekali kali digunakan memukul orang, bisa berakibat fatal.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
30.
LANANG, kajeng lanang (Oroxylon indicum Vent)
Tumbuh dibawah 800 m dpl dengan tinggi mencapai 9 – 12 m dengan diameter 15 – 25 cm,
dipercaya menambah gairah seksual pada pria, akarnya dikenal sebagai obat impotensi, daunnya
sebagai ramuan jamu wanita yang ingin punya anak sedang kulitnya untuk campuran obat
penambah nafsu makan. Pohon lanang dipetilasan Kembang Lampir, Gunung Kidul dipercaya
memiliki tuah menyembuhkan pria dan wanita yang menjumpai problem sexual dan mandul.
31.
KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.)
Pohon tinggi besar dan mudah dikenali karena daunnya sebelah bawah berwarna putih dan
kulitnya berwarna agak keputihan, dibiakan dari biji dan tumbuh dimana-mana, namun paling
baik tumbuh didaerah sedang. Kulit pohon sering digunakan untuk obat sariawan dan
pendarahan dalam, kayunya ringan dan mudah rapuh serta dinamak kapang dan rayap.
Banyak yang percaya kayu kemiri dapat menolak roh jahat, namun menurut beberapa orang
sebetulnya yang bertuah justru buah kemirinya tetapi yang tidak berisi atau
KEMIRI KOPONG
,
untuk mendapatkannya taruh sejumlah buah kemiri yang belum dipecah kedalam ember berisi
air, yang mengambang itulah yang kopong. Untuk menolak setan, taruh kemiri kopong dalam
daun tales wulung (Colacassia esculenta Schott) atau daun Senthe (Alocassia macrorrhiza Schott)
yang berwarna ungu. Bungkus kemiri kopong tersebut dengan daun itu dan ikatlah bungkusan ini
dengan benang lawe (lawe wenang atau benang putih) hingga 7 lilitan. Taruhlah bungkusan ini
ditempat yang diperkirakan ada gangguan, untuk amannya buat 5 bungkus, taruh masing masing
1 ditiap sudut dan satu ditengah rumah. Meletakannya bisa diketinggian atau diatas tanah.
Bilamana disitu ada setannya maka biasanya mereka terperangkap dalam bungkusan kemiri
kopong ini.
32.
DEWADARU G. KAWI (Eugenia uniflora Linn.)
Pohon yang tumbuh disebelah barat cungkup makam mBah Jugo di Gunung Kawi, Kepanjen,
Malang sering disebut pohon Klepu Dewadaru. Buah yang sudah masak akan jatuh sendiri dan
sangat dicari penziarah karena membawa keberuntungan bagi yang memakannya. Dewandaru
G. Kawi ini juga ditanam didaerah lain. Pohonnya dipercaya mempunyai tuah keberuntungan,
demikian juga kayunya, daunnya berbau agak harum biasanya digunakan untuk campuran
pengobatan penyakit hati.
33.
BAMBU APUS PRINGGOLAYAN, WULUNG dan ORI.
Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo
dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah
membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa
yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu
rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru
kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya
juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat. Semua
tergantung dari permohonannya.
Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq) juga
dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang
satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air
cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang. Setiap kali, misal setiap
minggu, isi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju,
tenung dan santet.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan). Masing-masing disudut
perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam tanah. Taburi garam dan irisan dlingo
bangle disekitar tusukan sate ini.
34.
LINGSAR (Pterocarpus sp. ?)
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan,
Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar
permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate),
bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.
35.
KLUMPIT, KLUMPRIT (Terminalia edulis Blanco. ?)
Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun kini hampir punah digunakan untuk
bahan bangunan yang tidak menuntuk keawetan. Salah satu pohon Klumpit yang masih alami
terdapat di Goa Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan desa
Manggoran Kidul.
Kayu ini dipercaya bertuah memudahkan permohonan yang bersifat duniawi.
36.
WERGU (Rhapis flabelliformis l’Herit)
Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat.
Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal dari China,
Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman pagar.
Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih, dijaman dulu kayunya banyak
dieksport ke Hongkong dan China. Nama dagangnya Cannes de laurier atau jones du Tonkin.
Kualitasnya dibedakan : (1) diameter lebih dari 20 mm, (2) diameter 13-20 mm, (3) diameter 8 –
13 mm. Semua kualitas ini mempunyai panjang 125 mm.
Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa, selain itu juga memiliki
daya menambah kekuatan bagi pemakainya.
37.
SONGGO LANGIT (Ochrosia oppositifolia K.Schum dan Tridax procumbens Linn.)
Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang
sudah amat langka, tingginya bisa mencapai 13 – 14 m dengan diameter 30 sm, biasanya
tumbuh didaerah pantai atau tepi pantai. Akarnya keras, dari luar tampak kuning tetapi dalamnya
tampak kuning pucat. Kayunya berbau untuk obat dan biasanya digunakan untuk obat terutama
sakit perut, kejang perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang. Sementara ada
yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat ghaib adalah jenis perdu Tridax
procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan kapur. Pohon ini banyak
bercabang dan akar batangnya kuat. Berasal dari Amerika Tengah. Tuahnya menolak niat jahat
dari orang atau mahluk halus.
38.
PULE, PULAI (Alstonia scholaris R. Br)
Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m, terdapat diseluruh nusantara, yang baik biasanya
tumbuh dibawah 900 m d.p.l dan didekat air. Ada 2 macam varietas, yang bertangkai dan tulang
daun berwarna hijau dan satunya berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama.
Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras, tetapi
umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai obat demam, malaria, penyakit gula
darah dan kurang nafsu makan, rasanya pahit seperti Bratawali. Getah pohon Pule sering
digunakan untuk mematangkan abses (bengkak) di kulit.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam rumah atau
pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, untuk ini ambil cabang yang masih
ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-alang.
Cambukanlah pelan-pelan punggung orang yang sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya dia
akan segera sadar.
39.
RUMPUT FATIMAH (Calligonum sp.)
Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci Mekah dipercaya memiliki tuah
memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan, melunakan hati orang dan sebagainya.
Ada juga kegunaan lain untuk memperlancar persalinan, caranya : masukan rumput itu kedalam
air, biasanya akarnya mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 x selama
merendam itu, minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan sambil memohon petunjuk Allah.
Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan tekanan darah tinggi, hanya disini
digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah dan Ayat Kursi masin masing minimal 200
x sesudah itu mohon penyembuhan pada Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai
sembuh. Oleskan air rendamannya kepada sisakit.
40.
MINGING.
Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular.
Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat
kehitaman dan agak berat.
KHASIAT DARI BEBERAPA JENIS KAYU
MANFA'AT KAYU & KEGUNAANNYA
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan
bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu.
Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau
yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya
atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya
yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses
alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga,
contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya
mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita
saja.
Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir.
Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional
dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu
tersebut, untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Jenis kayu yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Asam Jawa 2. Awar-awar 3. Bambu Buntet 4. Boga
5. Cendhana 6. Drini 7. Dewadaru 8. Kayu Itam (Ebony)
9. Kebak 10.Kelor 11. Kengkeng 12. Krangeyan
13. Liwung 14. Lotrok 15. Mimang 16. Pamrih, Ringin
17. Nogosari 18. Rotan Poleng 19. Secang 20. Sempu
21. Setigi 22. Sodo Saren 23. Sulastri 24. Teset, Tengsek
25. Timaha 26. Towo 27. Walikukun 28. Wonglen
29. Pelet Timaha 30. Lanang 31. Kemiri 32. Dewadaru G. Kawi
33. Bambu Apus 34. Lingsar 35. Klumpit 36. Wergu
37. Songgolangit 38. Pule
39. Rumput Fatimah 40. Minging, KayuUlar
bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu.
Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau
yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya
atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya
yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses
alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga,
contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya
mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita
saja.
Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir.
Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional
dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu
tersebut, untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).
Jenis kayu yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Asam Jawa 2. Awar-awar 3. Bambu Buntet 4. Boga
5. Cendhana 6. Drini 7. Dewadaru 8. Kayu Itam (Ebony)
9. Kebak 10.Kelor 11. Kengkeng 12. Krangeyan
13. Liwung 14. Lotrok 15. Mimang 16. Pamrih, Ringin
17. Nogosari 18. Rotan Poleng 19. Secang 20. Sempu
21. Setigi 22. Sodo Saren 23. Sulastri 24. Teset, Tengsek
25. Timaha 26. Towo 27. Walikukun 28. Wonglen
29. Pelet Timaha 30. Lanang 31. Kemiri 32. Dewadaru G. Kawi
33. Bambu Apus 34. Lingsar 35. Klumpit 36. Wergu
37. Songgolangit 38. Pule
39. Rumput Fatimah 40. Minging, KayuUlar
Jumat, 25 Februari 2011
KISAH WALI ( SUNAN NYAMPLUNG/ SUNAN NYAMPLUNGAN )
Nama Karimunjawa menurut rakyat setempat tidak terlepas dari sosok Sunan Nyamplung yang bernama asli Amir Hasan. Dia adalah putra Sunan Muria yang sejak kecil agak dimanjakan oleh ibundanya Dewi Sujinah, sehingga perilakunya cenderung nakal. Amir Hasan dititipkan kepada pamannya, Sunan Kudus, dengan harapan perilakunya berubah dan itu menjadi kenyataan karena kemudian ia menjadi sosok pemuda yang sangat taat.
Sunan Muria yang sangat bangga melihat perkembangan putranya itu kemudian memerintahkannya pergi ke salah satu pulau yang terlihat kremun-kremun dari puncak Gunung Muria. Disertai dua orang abdi, Amir Hasan berangkat dan diberi bekal berupa dua buah biji Nyamplung untuk ditanam di pulau tersebut. Di samping itu ia juga membawa Mustaka Masjid (sampai saat ini masih berada di kompleks pemakaman Sunan Nyamplung).
Pulau yang terlihat kremun-kremun dari daratan Jawa itu akhirnya menjadi tempat tinggal Amir Hasan dan pohon Nyamplung yang ditanamnya tumbuh subur berkembang biak hingga mengitari pulau. Sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan sebagai "Sunan Nyamplungan".
Tapi saat kepergian Amir Hasan ke pulau itu rupanya tidak dengan sepengetahuan ibunya. Mengetahui anaknya tidak berada di rumah, Sang Ibu terkejut dan segera bergegas menyusulnya ke pantai. Maksudnya hanya ingin memberi tambahan bekal. Sesuai kesukaan anaknya, Nyai Sunan Muria membawakan pecel lele dan siput yang telah dimasak.
Namun, ketika ia sampai di pantai, sang anak telah berangkat bersama dua pengiringnya. Dengan rasa kecewa akhirnya bungkusan pecel lele dan bungkusan siput dibuang ke laut. Atas kehendak Tuhan, bungkusan itu terbawa ombak dan mengikuti perjalanan Amir Hasan sampai ke Karimunjawa. Hal inilah yang konon kemudian mengakibatkan ikan-ikan lele yang ada di Karimunjawa tidak memiliki patil. Areal ini sekarang dikenal dengan nama Legon Lele, yaitu kawasan di bagian timur Pulau Karimunjawa. Demikian pula, konon, sampai sekarang siput yang hidup di Legon Lele juga memiliki ciri khas, yaitu punggungnya belong.
Ular Bermata Buta
Diriwayatkan pula ketika Amir Hasan sampai di daratan Karimunjawa, ia mulai mencari tempat yang cocok untuk menyebarluaskan agama Islam. Tiba-tiba seekor ular menghadangnya. Ular itu bertubuh pendek, berwarna hitam dan sangat berbisa. Ular itu berusaha menggigit Amir Hamzah tetapi tidak mempan. Namun Amir Hamzah sangat marah dan mengutuk ular tersebut menjadi buta. Sampai sekarang jenis ular yang dikenal dengan nama 'Ular Edor' ini, matanya buta dan umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari.
Konon, kayu yang digunakan Amir Hamzah mengutuk Ular Edor itu ialah Kayu Setigi. Maka tak heran jika Kayu Setigi ini kemudian dipercaya masyarakat Karimunjawa dapat menyerap bisa dari semua binatang, termasuk ular.
Kayu Dewa dan Kalimosodo
Makam Sunan Nyamplungan terletak di Puncak Gunung Karimunjawa sebelah utara. Di pintu gerbang pemakaman itu terdapat dua buah pohon besar, Masyarakat setempat menyebutnya sebagai "Kayu Dewa".
Menurut kepercayaan masyarakat di sana sampai sekarang, kayu Dewadaru ini mempunyai khasiat dan bahkan dikeramatkan. Konon, barang siapa menyimpan kayu tersebut di rumah, akan terhindar dari niat orang mencuri dan orang bermaksud jahat lainnya.
Berat jenis Kayu Dewadaru dan Kayu Segiti lebih besar dari air, sehingga jika diletakkan di air kayu tersebut akan tenggelam.
Sedangkan Kayu Kalimosodo, konon dapat digunakan untuk menghalau lelembut atau roh-roh jahat yang mengganggu manusia. Biasanya, kayu ini diisi mantra-mantra oleh "orang-orang pintar" di sana sesuai keinginan pemilik kayu.
Sunan Muria yang sangat bangga melihat perkembangan putranya itu kemudian memerintahkannya pergi ke salah satu pulau yang terlihat kremun-kremun dari puncak Gunung Muria. Disertai dua orang abdi, Amir Hasan berangkat dan diberi bekal berupa dua buah biji Nyamplung untuk ditanam di pulau tersebut. Di samping itu ia juga membawa Mustaka Masjid (sampai saat ini masih berada di kompleks pemakaman Sunan Nyamplung).
Pulau yang terlihat kremun-kremun dari daratan Jawa itu akhirnya menjadi tempat tinggal Amir Hasan dan pohon Nyamplung yang ditanamnya tumbuh subur berkembang biak hingga mengitari pulau. Sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan sebagai "Sunan Nyamplungan".
Tapi saat kepergian Amir Hasan ke pulau itu rupanya tidak dengan sepengetahuan ibunya. Mengetahui anaknya tidak berada di rumah, Sang Ibu terkejut dan segera bergegas menyusulnya ke pantai. Maksudnya hanya ingin memberi tambahan bekal. Sesuai kesukaan anaknya, Nyai Sunan Muria membawakan pecel lele dan siput yang telah dimasak.
Namun, ketika ia sampai di pantai, sang anak telah berangkat bersama dua pengiringnya. Dengan rasa kecewa akhirnya bungkusan pecel lele dan bungkusan siput dibuang ke laut. Atas kehendak Tuhan, bungkusan itu terbawa ombak dan mengikuti perjalanan Amir Hasan sampai ke Karimunjawa. Hal inilah yang konon kemudian mengakibatkan ikan-ikan lele yang ada di Karimunjawa tidak memiliki patil. Areal ini sekarang dikenal dengan nama Legon Lele, yaitu kawasan di bagian timur Pulau Karimunjawa. Demikian pula, konon, sampai sekarang siput yang hidup di Legon Lele juga memiliki ciri khas, yaitu punggungnya belong.
Ular Bermata Buta
Diriwayatkan pula ketika Amir Hasan sampai di daratan Karimunjawa, ia mulai mencari tempat yang cocok untuk menyebarluaskan agama Islam. Tiba-tiba seekor ular menghadangnya. Ular itu bertubuh pendek, berwarna hitam dan sangat berbisa. Ular itu berusaha menggigit Amir Hamzah tetapi tidak mempan. Namun Amir Hamzah sangat marah dan mengutuk ular tersebut menjadi buta. Sampai sekarang jenis ular yang dikenal dengan nama 'Ular Edor' ini, matanya buta dan umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari.
Konon, kayu yang digunakan Amir Hamzah mengutuk Ular Edor itu ialah Kayu Setigi. Maka tak heran jika Kayu Setigi ini kemudian dipercaya masyarakat Karimunjawa dapat menyerap bisa dari semua binatang, termasuk ular.
Kayu Dewa dan Kalimosodo
Makam Sunan Nyamplungan terletak di Puncak Gunung Karimunjawa sebelah utara. Di pintu gerbang pemakaman itu terdapat dua buah pohon besar, Masyarakat setempat menyebutnya sebagai "Kayu Dewa".
Menurut kepercayaan masyarakat di sana sampai sekarang, kayu Dewadaru ini mempunyai khasiat dan bahkan dikeramatkan. Konon, barang siapa menyimpan kayu tersebut di rumah, akan terhindar dari niat orang mencuri dan orang bermaksud jahat lainnya.
Berat jenis Kayu Dewadaru dan Kayu Segiti lebih besar dari air, sehingga jika diletakkan di air kayu tersebut akan tenggelam.
Sedangkan Kayu Kalimosodo, konon dapat digunakan untuk menghalau lelembut atau roh-roh jahat yang mengganggu manusia. Biasanya, kayu ini diisi mantra-mantra oleh "orang-orang pintar" di sana sesuai keinginan pemilik kayu.
SUNAN NYAMPLUNGAN DAN TONGKAT KALIMOSODO
Amir Hasan (11 tahun) bikin ulah di pasar. Bermula ketika ia melihat seorang pengemis yang minta sedekah sama penjudi sabung ayam tapi dibentak-bentak dan diusir.
Amir Hasan kasihan pada pengemis itu, sekaligus kesal pada penjudi sabung ayam yang menyiksa hewan. Amir Hasan lalu mencopet pundi uang milik penjudi itu dan dikasih ke pengemis. Pengemis sangat girang dan mendoakan keselamatan Amir Hasan. Setelah itu, Amir Hasan segera lepasin ayam-ayam jago yang mau diadu dari kandangnya, sehingga ayam jago lari berhamburan. Para pemilik ayam jago pada panik dan marah, mengejar-ngejar Amir Hasan. Namun Amir Hasan gesit bagai belut. Para penjudi yang mau menangkap malah dikerjain dengan nibanin bambu, lemparin tampah, dll hingga barang-barang dagangan di pasar jadi berantakan. Pasarpun jadi gaduh. Namun keamanan pasar berhasil menangkap Amir Hasan. Para penjudi yang marah hendak memukuli Amir Hasan namun dicegah, karena Kepala Keamanan Pasar mengenali Amir Hasan sebagai putra Sunan Muria. Kepala Keamanan Pasar memutuskan membawa Amir Hasan pulang sambil mengadukan kenakalannya pada Sunan Muria di Puncak Gunung Muria.
Sunan Muria (35 tahun) jadi malu dan marah atas kelakuan putranya. Tapi istrinya (Dewi Sujinah, 33 tahun) malah membelanya, dengan alasan Amir Hasan membela pengemis dan judi sabung ayam adalah perbuatan yang melanggar agama. Sunan Muria menegur Kepala Keamanan Pasar itu agar jangan lagi menggelar perjudian di pasar. Karena judi memang kerap menimbulkan pertengkaran. Dan lagi mengadu ayam itu menyiksa binatang, dilarang oleh Allah. Kepala Keamanan Pasar berjanji akan menutup judi sabung ayam dan sejenisnya di pasar itu. Tapi Sunan Muria tetap tidak enak hati, berniat mengganti semua kerugian di pasar yang diakibatkan oleh Amir Hasan. Namun Keamanan Pasar itu segan menerimanya, menolak dengan halus dan berpamitan pulang.
Karena terus dimarahi oleh Sunan Muria, Amir Hasan ngambek dan pergi. Dewi Sujinah khawatir dan hendak mengejarnya. Tapi Sunan Muria mencegah dan menegur istrinya, agar tidak terlalu memanjakan Amir Hasan yang sudah kelewat nakal itu. Tapi Dewi Sujinah makin khawatir sehingga tetap mengejar Amir Hasan yang menuju tempat paling puncak di gunung Muria. Dengan muka merengut, Amir Hasan duduk di bawah pohon nyamplung yang tinggi dan besar. Tiba-tiba kepalanya ketiban buah nyamplung yang sudah kering dan rontok. Amir Hasan memegangi buah nyamplung yang niban kepalanya itu dan memegang-megangnya. Karena penasaran, Amir Hasan segera memanjat pohon Nyamplung itu. Dari atas pohon itu Amir Hasan dapat melihat laut yang luas membentang. Amir Hasan tertegun melihat gugusan pulau di tengah lautan yang menurutnya seperti sesuatu yang “krimun-krimun” (berkerumun).
Dewi Sujinah datang menyuruh Amir Hasan turun. Tapi Amir Hasan malah tanya ke ibunya “apa yang krimun-krimun di tengah laut itu”. Ibunya menjawab itu pulau-pulau. Amir Hasan tanya, ada penduduknya apa tidak. Ibunya bilang tidak tahu, karena belum ke sana. Amir Hasan bilang ingin pergi ke pulau krimun-krimun itu. Ibunya jadi khawatir dan mengingatkan Amir Hasan agar jangan pergi ke manapun tanpa seijinnya. Ibunya membujuk Amir Hasan agar turun dengan diiming-imingi sudah membuatkan pecek lele dan nasi liwet kesukaannya. Amir Hasan senang dan segera turun karena memang lapar.
Saat makan bersama ibu dan bapaknya, Amir Hasan terus dinasehati oleh Sunan Muria agar jangan kelewat nakal. Amir Hasan jadi kesal, bawa piring makannya dan bilang mau makan di luar rumah saja biar adem dan tidak ada yang ngomelin. Sunan Muria hendak marah namun dicegah oleh istrinya. Sunan Muria jadi marah pada istrinya dan bilang, kalau Amir Hasan terus dimanjakan, bisa tidak benar nanti saat dewasa. Istrinya bilang, kakeknya Amir Hasan (Sunan Kalijogo) dulu kecilnya juga nakal dan bandel ndak ketulungan, tapi besarnya malah jadi Wali Allah, disegani dan dihormati banyak orang. Sunan Muria hanya bisa istighfar atas pembelaan istrinya itu.
Sementara itu, Amir Hasan makan sambil berjalan. Malah butiran nasinya dibagi-bagi pada ayam dan kepala lele bakar diberikan pada kucing yang lagi berkeliaran di dekatnya. Hal itu menjadi perhatian Sunan Kalijogo (65 tahun) yang baru datang berkunjung ke Gunung Muria dengan memakai tongkat kayu berlekuk lima. Sunan Kalijogo tercenung melihat pancaran cahaya di hati Amir Hasan. Sunan Kalijogo segera menghampiri Amir Hasan, menyapa dengan tersenyum dan mengucap salam, sambil memuji kalau Amir Hasan anak yang berhati baik, mau berbagi makanan pada ayam dan kucing sekalipun. Amir Hasan girang melihat kakeknya dan langsung memeluknya.
Amir Hasan mengajak Sunan Kalijogo ke pohon Nyamplung. Amir Hasan bilang kalau naik ke atas pohon Nyamplung dapat melihat laut dengan pemandangan pulau yang “krimun-krimun”. Amir Hasan mengajak kakeknya naik memanjat pohon. Sunan Kalijogo menyuruh Amir Hasan naik duluan. Amir Hasan segera memanjat. Tapi Amir Hasan tercengang melihat Sunan Kalijogo sudah ada di atas pohon duluan, tanpa ia ketahui kapan naiknya. Amir Hasan tanya, bagaimana cara kakeknya sudah ada di atas pohon. Sunan Kalijogo bilang, nanti kalau Amir Hasan sudah besar dan dapat karomah dari Allah, akan bisa melakukan hal yang sama seperti dirinya.
Sunan Kalijogo bilang, di pulau yang krimun-krimun itu banyak binatang buas dan ular berbisa. Penghuninya adalah orang-orang Jawa pelarian dari Majapahit waktu terjadi perang dengan kerajaan Demak Bintoro. Amir Hasan bilang “berarti di sana itu krimun-krimunannya orang Jawa...?” Sunan Kalijogo hanya tersenyum dan mengangguk. Amir Hasan bilang ingin pergi ke pulau itu. Sunan Kalijogo bilang, Amir Hasan boleh ke sana tapi nanti kalau sudah besar dan punya iman yang kuat. Sunan Kalijogo memegang pundak Amir Hasan dan menyuruhnya memejamkan mata sambil mengucap bismillah. Amir Hasan nurut. Saat Sunan Kalijogo menyuruhnya membuka mata, tau-tau ia sudah ada di bawah pohon. Amir Hasan makin takjub pada kesaktian kakeknya.
Sunan Kalijogo berbincang dengan putranya (Sunan Muria) dan menantunya (Dewi Sujinah). Dewi Sujinah kawatir Amir Hasan nekat pergi ke pulau yang dibilang “krimun-krimun” itu. Sunan Kalijogo bilang, kalau pulau itu memang menarik hati Amir Hasan. Sunan Muria bilang, ia makin kawatir dengan kenakalan Amir Hasan yang sulit diarahkan. Sunan Kalijogo bilang tidak usah terlalu khawatir. Menurutnya, Amir Hasan sangat mirip dengan dirinya waktu kecil. Kenakalan Amir Hasan karena pikiran dan hatinya belum berkesinambungan. Sunan Kalijogo bilang, Insya Allah Amir Hasan kelak akan menjadi Wali Allah. Sunan Muria dan Dewi Sujinah mengamini. Sunan Kalijogo menyarankan pada mereka, agar Amir Hasan diserahkan pada bimbingan Sunan Kudus. Dewi Sujinah agak berat kalau harus berpisah dari anaknya. Tapi Sunan Kalijogo bilang, jangan pernah memberatkan anak pergi menimba ilmu ke jalan Allah. Dewi Sujinah akhirnya menyetujui. Sunan Kalijogo memberikan tongkatnya pada Dewi Sujinah. Tongkat itu bernama Tongkat Kalimosodo (berasal dari kata “kalimat syahadat”). Kalau Amir Hasan kelak sudah besar dan sudah selesai nyantri dari Sunan Kudus, agar tongkat Kalimosodo itu diberikan pada Amir Hasan.
Dengan bujukan Dewi Sujinah, Amir Hasan akhirnya mau pergi mengikuti Sunan Muria yang membawa buntalan, walau tidak diberitahu tujuannya mau ke mana. Di perjalanan, Amir Hasan melihat anak-anak yang kelaparan dengan pakaian penuh tambalan, tengah berkelahi memperebutkan buah maja. Amir Hasan melerai perkelahian. Tapi anak-anak itu tetap ngotot. Amir Hasan menghempaskan mereka ke tanah dan mengambil buah maja. Anak-anak itu jadi takut dengan kekuatan Amir Hasan. Karena penasaran Amir Hasan mencicipi buah maja itu dan merasakan sangat pahit. Amir Hasan bilang, kenapa anak-anak itu berkelahi cuma untuk memperbutkan buah maja yang pahit. Anak-anak itu bilang karena lapar, tidak tahu kalau buah itu pahit karena belum pernah memakannya. Amir Hasan iba hatinya. Ia meminta buntalan yang dibawa Sunan Muria. Buntalan yang berisi bekal makanan dan pakaian itu diberikan pada anak-anak miskin itu. Sunan Muria tercenung haru melihat budi baik anaknya.
Sampai di Pesantren Kudus, Amir Hasan baru sadar kalau Sunan Muria hendak menyerahkannya sebagai santri Sunan Kudus. Walau Sunan Kudus adalah pamannya sendiri, namun Amir Hasan kesal pada Sunan Muria dan kabur. Sunan Muria hendak mengejar tapi dilarang oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus bilang, Amir Hasan tidak akan bisa keluar dari halaman masjid Pesantren Kudus. Benar saja, Amir Hasan cuma muter-muter di lokasi pesantren seakan tidak bisa keluar dari lokasi pesantren. Akhirnya Amir Hasan bertemu dengan anak-anak santri yang sedang menumbuk padi. Suara tumbukan padi membuat Amir Hasan tertarik dan mencobanya. Amir Hasan yang supel cepat akrab dengan anak-anak santri itu. Sunan Muria lega melihatnya. Sunan Kudus menyuruh Sunan Muria pulang, dan tidak usah khawatir dengan Amir Hasan. Insya Allah ia bisa membimbing Amir Hasan dengan baik.
Suatu pagi, Sunan Kudus mengajak Amir Hasan dan beberapa santri Anak-anak pergi sawah melihat tanaman padi yang sudah menguning. Sunan Kudus berfatwa pada mereka “agar kelak mereka meniru tanaman padi. Makin tua, makin berisi, makin menunduk”. Artinya, manusia makin dewasa dan makin berilmu, agar jangan congkak dan sombong, tapi selalu rendah hati kepada sesama, dan selalu menundukkan diri pada Allah.
Sunan Kudus lalu membawa Amir Hasan dan anak-anak santri ke tempat lain. Sunan Kudus menunjuk tembok masjid, di mana ada barisan semut. Sunan Kudus berfatwa agar mereka meniru semut. Saling bergotong royong, saling betegur sapa satu sama lain ketika bertemu walau disela kesibukan apapun. Sebagai seorang muslim, bertegur sapanya harus dengan Assalamualaikum. Bertegur sapa dengan Assalamualaikum adalah bentuk silaturrahmi yang membuat manusia akan diberi selamat dan rahmat oleh Allah.
Waktu terus berlalu... 12 tahun terlewati. Amir Hasan tumbuh sebagai pemuda yang tampan, kharismatik, murah senyum dan menawan. Banyak para santri wanita suka curi pandang mengagumi ketampanannya. Namun Amir Hasan selalu menundukkan kepala, atau mengalihkan pandangan ke tempat lain, tidak berani melihat para santri wanita. Santri wanita yang sedang mengupas kentang, karena memandangi ketampanan Amir Hasan, tangannya malah kena pisau. Santri wanita yang lagi menampi beras, karena terus melihat ketampanan Amir Hasan, beras yang ditampinya malah tumpah dari tampahnya. Santri wanita lain yang sedang membuat ketupat untuk lebaran, tangannya malah kebelit-belit janur kuning. Amir Hasan hanya menyapa mereka dengan salam, dan bilang kalau hari itu akan menjadi hari puncak kemenangan, karena sudah 30 hari menunaikan puasa Ramadhan. Nanti malam akan bergema takbir menyambut hari kemenangan itu.
Usai Maghrib... terdengar suara beduk bertalu-talu dengan takbir yang menggema di seantero Kudus, menyambut Hari Raya Idul Fitri. Amir Hasan memimpin takbir dengan suara yang merdu, membuat yang mendengarnya sampai meneteskan air mata. Sunan Kudus menghampiri Amir Hasan dan bilang kalau sudah waktunya Amir Hasan pulang untuk sungkem dan meminta maaf pada kedua orang tuanya di Hari Raya Idul Fitri. Amir Hasan meneteskan air mata terbayang wajah ibunya yang sangat menyayanginya. Sunan Kudus bilang, Amir Hasan sangat luar biasa karena sudah mampu menghafal Al Qur’an dengan baik berikut tafsirnya. Sunan Kudus berpesan agar Amir Hasan menyebarkan ajaran Allah di suatu tempat / wilayah yang belum tersentuh agama Islam. Amir Hasan mengamini. Setelah meminta maaf dan saling mengucapkan Selamat Idul Fitri, Amir Hasan berpamitan. Kepergian Amir Hasan diiringi tatapan sedih para santri, hingga ada yang meneteskan air mata.
Fajar menyingsing di atas Gunung Muria yang bergema oleh suara takbir. Dewi Sujinah yang hendak menunaikan sholat Ied, tengah menangis sedih mendengar gema takbir. Sudah 12 kali Hari Raya Idul Fitri ia tidak bersama Amir Hasan. Tiba-tiba terdengar suara salam dari Amir Hasan. Sunan Muria dan Dewi Sujinah gembira melihat kepulangan Amir Hasan. Amir Hasan langsung sungkem pada kedua orang tuanya. Dewi Sujinah memeluk Amir Hasan dan menangis haru penuh kebahagiaan. Sunan Muria merangkul Amir Hasan dan mengajak Sholat Ied bersama.
Usai sholat Ied, Amir Hasan naik ke pohon Nyamplung. Ia melihat laut luas dengan pulau yang “krimun-krimun” mengepulkan asap hitam. Sunan Muria mendatanginya. Amir Hasan bilang, ia hendak pergi ke pulau itu untuk melakukan syiar ajaran Islam. Sunan Muria mengamini. Tapi Dewi Sujinah jadi sedih, baru saja bertemu Amir Hasan sudah mau pergi lagi. Sunan Muria bilang, Amir Hasan hendak melakukan syiar agama Allah di pulau itu, harus diikhlaskan demi Allah. Dewi Sujinah ingat pesan Sunan Kalijogo. Dewi Sujinah segera menyerahkan tongkat Kalimosodo (tongkat berlekuk lima milik Sunan Kalijogo) kepada Amir Hasan. Dewi Sujinah bilang, sebelum Amir Hasan pergi, ia akan membuatkan pecel lele kesukaannya sebagai bekal. Ia akan mengantar Amir Hasan hingga ke pantai. Amir Hasan hanya mengangguk.
Ketika Dewi Sujinah sedang sibuk memasak pecel lele, Sunan Muria bilang agar Amir Hasan segera pergi. Nanti kalau ibunya sampai ikut mengantar ke pantai, malah akan memberatkan hatinya pergi ke jalan Allah. Sunan Muria memberikan tasbih besar dari buah nyamplung dan dikalungkan ke leher Amir Hasan. Jumlah tasbih buah nyamplung berjumlah 99, menunjukkan jumlah Asmaul Husnah (99 Nama Allah) agar ia pakai untuk penghitung dzikir. Sunan Muria juga memberikan 6 buah nyamplung yang menandakan rukun Iman agar di tanam di pulau itu. Dengan sedih, Amir Hasan segera pergi cuma berbekal tongkat Kalimosodo, tasbih nyamplung dan 6 buah nyamplung, diikuti doa dan dzikir Sunan Muria yang meminta kesalamatan pada Allah bagi putranya.
Mengetahui Amir Hasan sudah pergi, Dewi Sujinah yang sudah membawakan buntalan bekal pecel lele jadi sedih. Walau Sunan Muria mencoba menjelaskan, namun Dewi Sujinah tak peduli. Ia lari menuruni gunung Muria untuk menyusul dan memberikan bekal buntalan pecel lele kepada Amir Hasan. Sunan Muria khawatir segera mengikutinya. Sesampainya di Pantai, Dewi Sujinah sangat sedih karena Amir Hasan sudah berada jauh di tengah laut dengan menaiki perahu nelayan. Dengan rasa kecewa akhirnya bungkusan pecel lele dan di larung ke laut sambil berdoa kepada Allah agar makanan kesukaan anaknya itu bisa sampai ke tangan anaknya. Atas kehendak Allah, sesampainya Amir Hasan di pantai bagian timur pulau yang paling besar, sampai pula bungkusan pecel lele dari ibunya yang dilarung dan terbawa ombak. Amir Hasan terharu pada kecintaan ibunya mengirimkan bekal pecel lele itu untuknya. Untuk mengenang kecintaan ibunya itu, tempat itu diberi nama Legon Lele. Tapi nelayan yang mengantarnya itu buru-buru pergi, karena takut bertemu perompak Barakuda yang terkenal ganas yang menghuni salah satu pulau.
Melihat pulau yang tampak sepi, Amir Hasan segera masuk ke dalam pulau. Sampai di sebuah dataran, mendadak ia diserang oleh ular bertubuh pendek, berwarna hitam dan sangat berbisa. Ular itu berusaha menggigit Amir Hasan. Amir Hasan yang tidak ingin membunuh ular itu menunjuk dengan tongkat Kalimosodo sambil berucap “hai ular, matamu tidak melihatku...!” Keajaiban terjadi. Ular itu mendadak kebingungan karena matanya tidak bisa melihat Amir Hasan lagi alias buta. (Sampai sekarang jenis ular Karimun Jawa yang dikenal dengan nama 'Ular Edor' ini, matanya buta dan umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari).
Amir Hasan berjalan menyusuri pantai untuk mencari penduduk di pulau itu yang mungkin tinggal di pesisir pantai. Tak berapa lama kemudian, tau-tau ia sudah dikepung oleh orang-orang yang merupakan penduduk pulau itu. Amir Hasan mengucapkan “Bismillah” membuat lingkaran di pasir pantai dengan tongkatnya. Aneh bin Ajaib, orang-orang itu tidak bisa melewati lingkaran itu, seperti terhalang oleh kaca. Pentungan yang hendak dipukulkan malah mental semua. Orang-orang itu langsung bersujud, menganggap Amir Hasan sebagai Dewa. Amir Hasan bilang, kalau ia manusia biasa seperti mereka dan tidak patut disembah. Yang patut disembah hanya Allah SWT. Orang-orang itu jadi kaget mengenalnya. Mereka tahu yang suka menyebut nama Allah adalah pengikut Walisongo. Amir Hasan bilang, ia adalah murid Sunun Kudus, putra dari Sunan Muria dan cucu dari Sunan Kalijogo.
Orang-orang itu jadi ketakutan dan kabur masuk ke hutan. Amir Hasan penasaran dan mengejarnya. Amir Hasan kehilangan jejak mereka. Mendadak sebatang kayu jebakan meluncur dengan tali dari salah satu pohon menuju ke arahnya. Dengan mengucap “Allahu Akbar” Amir Hasan memukulkan tongkat Kalimosodo pada batang kayu yang hendak menghantamnya. BLAR...! Batang kayu itu hancur berkeping-keping. Orang-orang tadi yang memang sengaja membuat jebakan itu kaget dan panik. Mereka segera melemparkan tombak ke arah Amir Hasan. Namun dengan kibasan tongkat Kalimosodo, tombak-tombak itu bermentalan kembali ke arah mereka, menancap menjadi lingkaran pagar yang mengurung mereka. Mereka makin ketakutan dan gemetaran bersujud.
Amir Hasan bilang, “Saya datang bukan untuk mencari musuh. Tapi mencari sahabat dan saudara yang bisa se-Iman. Kenapa jenengan menyerang saya...?”
Orang-orang itu mengira kalau Amir Hasan adalah panglima kerajaan Demak yang hendak menangkapnya. Mereka ternyata adalah pelarian perang dari kerajaan Majapahit ketika berperang melawan kerajaan Demak. Amir Hasan jadi teringat ucapan Sunan Kalijogo waktu bicara di atas pohon Nyamplung, bahwa ada pasukan Majapahit yang lari ke pulau itu karena kalah perang melawan prajurit Demak.
Amir Hasan lalu bilang kalau ia tidak ada sangkut pautnya dengan kerajaan Demak. Mereka jangan takut dipaksa masuk ke agama Islam olehnya. Ia bilang, kalau sejak kecil sudah penasaran dengan pulau itu dan ingin berkunjung untuk melihat-lihatnya. Kalau mungkin cocok akan tinggal selamanya di pulau itu bersama mereka, tapi kalau mereka mengijinkan.
Karena takut mereka mengijinkan Amir Hasan tinggal di pulau, tapi tidak mengijinkan masuk ke kampungnya. Amir Hasan bilang tidak apa-apa. Dari kecil ia suka tidur di atas pohon atau tidur di mana saja. Ia tidak perlu rumah untuk tempat berlindung, karena tempat berlindung yang maha sempurna adalah Allah. Orang-orang itu segera pulang ke kampungnya, meninggalkan Amir Hasan di hutan.
Amir Hasan kembali ke pantai, menyusuri tepian pantai. Ia melihat –anak anak kecil sedang memancing di tepi pantai. Anak-anak kecil itu tampak kesal, karena belum mendapatkan ikan. Amir Hasan mendekati anak-anak itu dengan ramah dan mengajak berbincang. Amir Hasan akan membantu mereka mencari ikan yang banyak, asalkan setelah mereka mendapatkan ikan nanti, mereka mau menjadi sahabatnya. Anak-anak itu setuju. Dengan mengucap doa, Amir Hasan menunjuk laut dengan tongkat Kalimosodo. Tak berapa lama, ratusan jenis ikan menghampirinya ke tepian pantai. Anak-anak takjub melihatnya. Amir Hasan menyuruh anak-anak itu menangkap ikan sesukanya. Tapi anak-anak itu tidak bisa menangkap ikan yang ternyata licin dan gesit. Amir Hasan bilang, sebelum menangkapnya harus membaca Bismillahirrohamirrohim. Anak-anak mengikuti membaca Bismillahirrohamirrohim dan ternyata ikan-ikan itu jadi jinak dan dapat ditangkap dengan mudah.
Anak-anak girang mendapat ikan yang banyak. Amir Hasan menagih janji, soal mereka mau bersahabat dengannya. Anak-anak menjawab mau. Tapi sebagai bukti kalau anak-anak itu mau bersahabat dengannya, harus membaca dua kalimat syahadat. Anak-anak itupun bersedia membaca syahadat dengan dituntun oleh Amir Hasan. Amir Hasan bilang, setiap hari akan menunggu anak-anak di tepi pantai untuk membantu menangkap ikan. Anak-anak itu senang, lalu mengajak Amir Hasan pulang ke kampungnya membawa ikan yang banyak.
Waktu itu, orang-orang kampung sedang melakukan penyembahan terhadap sebatang pohon besar di tengah kampung yang mereka sebut sebagai pohon “Dewodaru”. Mereka meminta pada pohon Dewodaru agar melindunginya dari ancaman para perompak Barakuda yang menyembah api. Mereka juga meminta diberikan rejeki yang melimpah karena mereka tidak bisa melaut lagi sejak perahunya dirampas semua oleh perompak Barakuda.
Tiba-tiba anak-anak mereka datang dengan gaduh. Mereka girang melihat anak-anak itu membawa ikan yang banyak, berarti doanya pada pohon Dewodaru terkabul. Tapi Anak-anak itu bilang kalau menangkap ikan dibantu oleh teman barunya yang bernama Amir Hasan yang punya tongkat sakti. Orang-orang itu jadi kesal melihat Amir Hasan yang dianggap melanggar janji karena sudah berani masuk ke kampungnya tanpa seijin mereka. Amir Hasan bilang, ia hanya berkunjung saja, karena diajak oleh anak-anak. Tapi mereka tetap khawatir Amir Hasan akan mempengaruhi anak-anaknya, apalagi Amir Hasan menyinggung soal pohon Daru yang disembahkanya tidak akan bisa menolong mereka dari semua kesulitan. Karena kesal, Amir Hasan diusir keluar dari kampung.
Pada suatu malam, orang-orang kampung diam-diam menuju pantai dengan jaring dan pentungan. Mereka menemukan Amir Hasan tengah sholat di pantai. Mereka segera menjaring Amir Hasan. Amir Hasan tetap khusuk melakukan sholat dalam keadaan terjaring hingga selesai. Orang-orang itu hendak mengambil tongkat Kalimosodo yang digeletakkan di tanah, namun tongkat itu tidak bisa diangkat, terasa berat seperti sebatang pohon yang sangat besar. Ketika Amir Hasan usai bersolat dan mengucap salam, jaring yang membelit tubuhnya mendadak terputus seperti memutus benang. Orang-orang itu jadi bingung. Amir Hasan mengambil tongkatnya dengan enteng dan bertanya. “Selama Allah berhendak melindungi saya, jenengan tidak akan bisa mencelakai saya. Tapi jika Allah yang berkehendak, dengan sebutir pasirpun saya akan bisa celaka....” Mereka menyergah, Allah itu seperti apa sebenarnya.
Dengan sabar dan bijaksana, sambil tersenyum Amir Hasan bertanya, “Apakah jenengan ingin melihat kebesaran Allah...?” Mereka menjawab “Iya. Saya ingin tahu sebesar apa Allah itu...!”
Amir Hasan segera berdoa, lalu menunjuk laut dengan tongkatnya. Tiba-tiba gelombang laut dari kejauhan bergulung tinggi menuju pantai seperti gelombang tsunami. Orang-orang itu ketakutan dan hendak lari. Namun kakinya amblas ke pasir pantai hingga sebatas lutut. Mereka makin ketakutan tak bisa lari, hingga sampai kencing di celana melihat ombak besar mendekati. Amir hasan menahan ombak itu dengan tongkatnya, sehingga ombak hanya bergulung di atas kepala. Amir Hasan bertanya “Jika Allah berkehendak, ombak besar ini akan menggulung kita semua.... Apa kalian masih tidak percaya akan kebesaran Allah...?” Mereka dengan ketakutan menjawab percaya. Amir Hasan menurunkan tongkatnya, gelombang lautan mereda. Orang-orang itu insyaf dan mau menjadi murid Amir Hasan. Amir Hasan senang, orang-orang itu mengajak ke kampungnya.
Tapi mereka sangat panik, melihat kampungnya telah porak poranda. Para perempuan menangis meratap sambil bilang, kalau kampungnya baru diserang gerombolan perompak Barakuda. Anak-anak mereka diculik. Semua warga kampung menangis sedih karena gerombolan perompak Barakuda pasti akan mempersembahkan anaknya pada api yang menjadi sesembahan mereka. Salah seorang warga kesal, masuk rumah dan membawa kapak besar. Ia hendak menebang pohon Dewodaru yang selama ini mereka sembah, tapi tidak bisa menolong kampungnya dari serangan Perompak Barakuda yang menyembah api. Karena tidak berguna, pohon itu hendak ditebang. Tapi Amir Hasan mencegahnya dan berkata, kalau pohon Dewodaru itu tidak bersalah apa-apa. Ia hanya pohon. Yang salah itu mereka kenapa menyembah pohon ciptaan Allah. Harusnya mereka menyembah yang menciptakan pohon, yaitu Allah.
Mereka bersedia menyembah Allah asalkan Amir Hasan bisa menyelamatkan anak-anaknya yang akan dijadikan tumbal api. Amir Hasan tanya di mana sarang perompak Barakuda. Mereka bilang, di pulau kecil seberang. Amir Hasan meminta mereka mengantar ke pulau itu. Tapi orang kampung bilang, mereka tidak punya perahu, karena perahu mereka sudah dirampas oleh perompak Barakuda.
Amir Hasan lalu duduk berdzikir pakai tasbih buah nyamplung dan berdoa meminta petunjuk pada Allah. Amir Hasan lalu pergi menuju pantai lagi. Orang-orang mengikutinya. Mereka heran, Amir Hasan mau pergi ke pulau markas perompak Barakuda pakai apa. Amir Hasan tidak menjawab, melainkan memberikan 6 buah nyamplung pada mereka. Mereka tanya itu buah apa. Amir Hasan menjawab buah nyamplung agar di tanam di pinggiran pantai dan mereka diminta membacakan doa “La ila ha illallah...” dengan khusyuk penuh rasa percaya pada Allah. Jika buah nyamplung itu tumbuh dan bersemi, maka anak mereka akan selamat berkat kekuasaan Allah.
Mereka jadi takjub, ternyata Amir Hasan menggunakan tongkat Kalimosodo sebagai rakit dan meluncur cepat menuju pulau kecil yang mengepulkan asap hitam. Mereka segera menanam 6 buah nyamplung di daratan tepian pantai dan membaca “La ila ha illallah...” demi keselamatan anak-anaknya.
Dalam waktu singkat, Amir Hasan sampai di pulau kecil yang angker itu, makin jelas asap tebal dari pembakaran api. Di tengah pulau kecil itu, tampak api unggun yang besar. Anak-anak tampak terikat sebagai tumbal. Dan para porompak Barakuda tampak menyembah api. Dengan tongkat Kalimosodo, tali yang mengikat anak-anak itu terputus. Para perompak jadi marah. Amir Hasan tanya kenapa mereka menyembah api. Mereka bilang, karena api adalah kekuatan besar yang bisa membakar apa saja. Jadi layak disembah. Amir Hasan bertanya, “Bagaimana kalau api yang kalian sembah ini tidak bisa membakar tongkatku...?” Para perompak tertawa. Kalau api tidak bisa membakar tongkat Amir Hasan, berarti Amir Hasan lebih hebat dari api. Mereka akan menyembah tongkat Amir Hasan. Amir Hasan bilang, tongkat hanya benda biasa yang tidak patut disembah. Tapi sembahlah Allah yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta raya termasuk air dan api juga kayu yang dijadikan tongkat. Mereka meminta Amir Hasan membuktikan kebesaran Allah.
Amir Hasan berdoa pada Allah dengan membaca doa Nabi Ibrahim ketika dibakar oleh kakeknya Raja Namrudz. Amir Hasan lalu melemparkan tongkat Kalimosodo ke dalam kobaran api. Tongkat itu tegak berdiri di antara kobaran api. Semua terbelalak tak percaya. Api itu tidak membakar tongkat. Api malah pelahan mengecil dan akhirnya padam. Para Perompak ketakutan dan bersujud minta ampunan dan meminta untuk menjadi murid Amir Hasan.
Para orang tua yang tetap berdzikiir “La ila ha illallah...” takjub, melihat buah nyamplung yang ditanam tumbuh dan bersemi hingga sejengkal. Mereka girang melihat Amir Hasan kembali bersama anak-anak diantar perahu perompak Barakuda. Mereka senang karena para perampok Barakuda sudah bertobat.
Waktu terus berlalu... pohon Nyamplung sudah tumbuh 2 meter. Di tengah pulau yang belum bernama itu sudah di dirikan masjid sebagai tempat ibadah. Masjid itu diberi nama masjid Nyamplungan. Para Santri sepakat, bahkan menyebut Amir Hasan sebagai Sunan di Nyamplungan dengan sebutan Sunan Nyamplungan. Amir Hasan lalu menyuruh mereka agar mengisi 5 pulau yang ada di kepulauan itu dan tinggal di sana untuk menyebarkan dakwah Islam bagi pendatang baru yang kemungkinan akan menetap di pulau, atau kepada nelayan dan saudagar yang kebetulan singgah. Maka mereka dibagi 5 kelompok yanga akan menyebar di 5 pulau. 5 menunjukkan rukun Islam. Yang 1 kelompok menetap di pulau itu, yang 4 kelompok segera berangkat. Tapi mereka punya tugas yang sama, mengajak orang-orang yang seiman dari luar pulau untuk menetap di pulau dengan hak dan kewajiban yang sama. Dan setiap Jumat, wajib datang ke Masjid Nyamplungan untuk melakukan sholat Jumat bersama.
Sebelum 4 kelompok pergi ke pulau yang lain, Amir Hasan bercerita tentang pulau yang membuatnya penasaran sejak kecil. Pulau yang dilihat dari atas pohon nyamplung di gunung Muria kala itu tampak seperti pulau yang ber “krimun-krimun”. Karena kepulauan itu belum diberi nama, dan karena penghuninya adalah orang Jawa semuanya, maka Amir Hasan memberi nama kepulauan itu “Kepulauan Karimun Jawa” yang artinya, orang Jawa yang ada di pulau “krimun-krimun”. Semua mengamininya. Amir Hasan lalu menancapkan tongkat Kalimosodo tidak jauh dari pohon Dewodaru sambil berkata, bahwa tongkat Kalimosodo akan tumubuh menjadi pohon pendamping dari pohon Dewodaru, sebagai penanda persaudaraan dan keimanan di antara mereka. Mereka diminta berdzikiir. Ajaib, dzikir mereka membuat tongkat itu bersemi dan tumbuh ranting-ranting dan dedaunan yang lebat. Pohon itupun diberi nama Pohon Kalimosodo....
CATATAN
Karimunjawa adalah kepulauan yang terletak di utara pulau Jawa sekitar Jepara Jawa Tengah. Makam Sunan Nyamplungan terletak di Puncak Gunung Karimunjawa sebelah utara. Di pintu gerbang pemakaman itu terdapat dua buah pohon besar. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai "Kayu Dewadaru" dan “Kayu Kalimosodo”.
Amir Hasan kasihan pada pengemis itu, sekaligus kesal pada penjudi sabung ayam yang menyiksa hewan. Amir Hasan lalu mencopet pundi uang milik penjudi itu dan dikasih ke pengemis. Pengemis sangat girang dan mendoakan keselamatan Amir Hasan. Setelah itu, Amir Hasan segera lepasin ayam-ayam jago yang mau diadu dari kandangnya, sehingga ayam jago lari berhamburan. Para pemilik ayam jago pada panik dan marah, mengejar-ngejar Amir Hasan. Namun Amir Hasan gesit bagai belut. Para penjudi yang mau menangkap malah dikerjain dengan nibanin bambu, lemparin tampah, dll hingga barang-barang dagangan di pasar jadi berantakan. Pasarpun jadi gaduh. Namun keamanan pasar berhasil menangkap Amir Hasan. Para penjudi yang marah hendak memukuli Amir Hasan namun dicegah, karena Kepala Keamanan Pasar mengenali Amir Hasan sebagai putra Sunan Muria. Kepala Keamanan Pasar memutuskan membawa Amir Hasan pulang sambil mengadukan kenakalannya pada Sunan Muria di Puncak Gunung Muria.
Sunan Muria (35 tahun) jadi malu dan marah atas kelakuan putranya. Tapi istrinya (Dewi Sujinah, 33 tahun) malah membelanya, dengan alasan Amir Hasan membela pengemis dan judi sabung ayam adalah perbuatan yang melanggar agama. Sunan Muria menegur Kepala Keamanan Pasar itu agar jangan lagi menggelar perjudian di pasar. Karena judi memang kerap menimbulkan pertengkaran. Dan lagi mengadu ayam itu menyiksa binatang, dilarang oleh Allah. Kepala Keamanan Pasar berjanji akan menutup judi sabung ayam dan sejenisnya di pasar itu. Tapi Sunan Muria tetap tidak enak hati, berniat mengganti semua kerugian di pasar yang diakibatkan oleh Amir Hasan. Namun Keamanan Pasar itu segan menerimanya, menolak dengan halus dan berpamitan pulang.
Karena terus dimarahi oleh Sunan Muria, Amir Hasan ngambek dan pergi. Dewi Sujinah khawatir dan hendak mengejarnya. Tapi Sunan Muria mencegah dan menegur istrinya, agar tidak terlalu memanjakan Amir Hasan yang sudah kelewat nakal itu. Tapi Dewi Sujinah makin khawatir sehingga tetap mengejar Amir Hasan yang menuju tempat paling puncak di gunung Muria. Dengan muka merengut, Amir Hasan duduk di bawah pohon nyamplung yang tinggi dan besar. Tiba-tiba kepalanya ketiban buah nyamplung yang sudah kering dan rontok. Amir Hasan memegangi buah nyamplung yang niban kepalanya itu dan memegang-megangnya. Karena penasaran, Amir Hasan segera memanjat pohon Nyamplung itu. Dari atas pohon itu Amir Hasan dapat melihat laut yang luas membentang. Amir Hasan tertegun melihat gugusan pulau di tengah lautan yang menurutnya seperti sesuatu yang “krimun-krimun” (berkerumun).
Dewi Sujinah datang menyuruh Amir Hasan turun. Tapi Amir Hasan malah tanya ke ibunya “apa yang krimun-krimun di tengah laut itu”. Ibunya menjawab itu pulau-pulau. Amir Hasan tanya, ada penduduknya apa tidak. Ibunya bilang tidak tahu, karena belum ke sana. Amir Hasan bilang ingin pergi ke pulau krimun-krimun itu. Ibunya jadi khawatir dan mengingatkan Amir Hasan agar jangan pergi ke manapun tanpa seijinnya. Ibunya membujuk Amir Hasan agar turun dengan diiming-imingi sudah membuatkan pecek lele dan nasi liwet kesukaannya. Amir Hasan senang dan segera turun karena memang lapar.
Saat makan bersama ibu dan bapaknya, Amir Hasan terus dinasehati oleh Sunan Muria agar jangan kelewat nakal. Amir Hasan jadi kesal, bawa piring makannya dan bilang mau makan di luar rumah saja biar adem dan tidak ada yang ngomelin. Sunan Muria hendak marah namun dicegah oleh istrinya. Sunan Muria jadi marah pada istrinya dan bilang, kalau Amir Hasan terus dimanjakan, bisa tidak benar nanti saat dewasa. Istrinya bilang, kakeknya Amir Hasan (Sunan Kalijogo) dulu kecilnya juga nakal dan bandel ndak ketulungan, tapi besarnya malah jadi Wali Allah, disegani dan dihormati banyak orang. Sunan Muria hanya bisa istighfar atas pembelaan istrinya itu.
Sementara itu, Amir Hasan makan sambil berjalan. Malah butiran nasinya dibagi-bagi pada ayam dan kepala lele bakar diberikan pada kucing yang lagi berkeliaran di dekatnya. Hal itu menjadi perhatian Sunan Kalijogo (65 tahun) yang baru datang berkunjung ke Gunung Muria dengan memakai tongkat kayu berlekuk lima. Sunan Kalijogo tercenung melihat pancaran cahaya di hati Amir Hasan. Sunan Kalijogo segera menghampiri Amir Hasan, menyapa dengan tersenyum dan mengucap salam, sambil memuji kalau Amir Hasan anak yang berhati baik, mau berbagi makanan pada ayam dan kucing sekalipun. Amir Hasan girang melihat kakeknya dan langsung memeluknya.
Amir Hasan mengajak Sunan Kalijogo ke pohon Nyamplung. Amir Hasan bilang kalau naik ke atas pohon Nyamplung dapat melihat laut dengan pemandangan pulau yang “krimun-krimun”. Amir Hasan mengajak kakeknya naik memanjat pohon. Sunan Kalijogo menyuruh Amir Hasan naik duluan. Amir Hasan segera memanjat. Tapi Amir Hasan tercengang melihat Sunan Kalijogo sudah ada di atas pohon duluan, tanpa ia ketahui kapan naiknya. Amir Hasan tanya, bagaimana cara kakeknya sudah ada di atas pohon. Sunan Kalijogo bilang, nanti kalau Amir Hasan sudah besar dan dapat karomah dari Allah, akan bisa melakukan hal yang sama seperti dirinya.
Sunan Kalijogo bilang, di pulau yang krimun-krimun itu banyak binatang buas dan ular berbisa. Penghuninya adalah orang-orang Jawa pelarian dari Majapahit waktu terjadi perang dengan kerajaan Demak Bintoro. Amir Hasan bilang “berarti di sana itu krimun-krimunannya orang Jawa...?” Sunan Kalijogo hanya tersenyum dan mengangguk. Amir Hasan bilang ingin pergi ke pulau itu. Sunan Kalijogo bilang, Amir Hasan boleh ke sana tapi nanti kalau sudah besar dan punya iman yang kuat. Sunan Kalijogo memegang pundak Amir Hasan dan menyuruhnya memejamkan mata sambil mengucap bismillah. Amir Hasan nurut. Saat Sunan Kalijogo menyuruhnya membuka mata, tau-tau ia sudah ada di bawah pohon. Amir Hasan makin takjub pada kesaktian kakeknya.
Sunan Kalijogo berbincang dengan putranya (Sunan Muria) dan menantunya (Dewi Sujinah). Dewi Sujinah kawatir Amir Hasan nekat pergi ke pulau yang dibilang “krimun-krimun” itu. Sunan Kalijogo bilang, kalau pulau itu memang menarik hati Amir Hasan. Sunan Muria bilang, ia makin kawatir dengan kenakalan Amir Hasan yang sulit diarahkan. Sunan Kalijogo bilang tidak usah terlalu khawatir. Menurutnya, Amir Hasan sangat mirip dengan dirinya waktu kecil. Kenakalan Amir Hasan karena pikiran dan hatinya belum berkesinambungan. Sunan Kalijogo bilang, Insya Allah Amir Hasan kelak akan menjadi Wali Allah. Sunan Muria dan Dewi Sujinah mengamini. Sunan Kalijogo menyarankan pada mereka, agar Amir Hasan diserahkan pada bimbingan Sunan Kudus. Dewi Sujinah agak berat kalau harus berpisah dari anaknya. Tapi Sunan Kalijogo bilang, jangan pernah memberatkan anak pergi menimba ilmu ke jalan Allah. Dewi Sujinah akhirnya menyetujui. Sunan Kalijogo memberikan tongkatnya pada Dewi Sujinah. Tongkat itu bernama Tongkat Kalimosodo (berasal dari kata “kalimat syahadat”). Kalau Amir Hasan kelak sudah besar dan sudah selesai nyantri dari Sunan Kudus, agar tongkat Kalimosodo itu diberikan pada Amir Hasan.
Dengan bujukan Dewi Sujinah, Amir Hasan akhirnya mau pergi mengikuti Sunan Muria yang membawa buntalan, walau tidak diberitahu tujuannya mau ke mana. Di perjalanan, Amir Hasan melihat anak-anak yang kelaparan dengan pakaian penuh tambalan, tengah berkelahi memperebutkan buah maja. Amir Hasan melerai perkelahian. Tapi anak-anak itu tetap ngotot. Amir Hasan menghempaskan mereka ke tanah dan mengambil buah maja. Anak-anak itu jadi takut dengan kekuatan Amir Hasan. Karena penasaran Amir Hasan mencicipi buah maja itu dan merasakan sangat pahit. Amir Hasan bilang, kenapa anak-anak itu berkelahi cuma untuk memperbutkan buah maja yang pahit. Anak-anak itu bilang karena lapar, tidak tahu kalau buah itu pahit karena belum pernah memakannya. Amir Hasan iba hatinya. Ia meminta buntalan yang dibawa Sunan Muria. Buntalan yang berisi bekal makanan dan pakaian itu diberikan pada anak-anak miskin itu. Sunan Muria tercenung haru melihat budi baik anaknya.
Sampai di Pesantren Kudus, Amir Hasan baru sadar kalau Sunan Muria hendak menyerahkannya sebagai santri Sunan Kudus. Walau Sunan Kudus adalah pamannya sendiri, namun Amir Hasan kesal pada Sunan Muria dan kabur. Sunan Muria hendak mengejar tapi dilarang oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus bilang, Amir Hasan tidak akan bisa keluar dari halaman masjid Pesantren Kudus. Benar saja, Amir Hasan cuma muter-muter di lokasi pesantren seakan tidak bisa keluar dari lokasi pesantren. Akhirnya Amir Hasan bertemu dengan anak-anak santri yang sedang menumbuk padi. Suara tumbukan padi membuat Amir Hasan tertarik dan mencobanya. Amir Hasan yang supel cepat akrab dengan anak-anak santri itu. Sunan Muria lega melihatnya. Sunan Kudus menyuruh Sunan Muria pulang, dan tidak usah khawatir dengan Amir Hasan. Insya Allah ia bisa membimbing Amir Hasan dengan baik.
Suatu pagi, Sunan Kudus mengajak Amir Hasan dan beberapa santri Anak-anak pergi sawah melihat tanaman padi yang sudah menguning. Sunan Kudus berfatwa pada mereka “agar kelak mereka meniru tanaman padi. Makin tua, makin berisi, makin menunduk”. Artinya, manusia makin dewasa dan makin berilmu, agar jangan congkak dan sombong, tapi selalu rendah hati kepada sesama, dan selalu menundukkan diri pada Allah.
Sunan Kudus lalu membawa Amir Hasan dan anak-anak santri ke tempat lain. Sunan Kudus menunjuk tembok masjid, di mana ada barisan semut. Sunan Kudus berfatwa agar mereka meniru semut. Saling bergotong royong, saling betegur sapa satu sama lain ketika bertemu walau disela kesibukan apapun. Sebagai seorang muslim, bertegur sapanya harus dengan Assalamualaikum. Bertegur sapa dengan Assalamualaikum adalah bentuk silaturrahmi yang membuat manusia akan diberi selamat dan rahmat oleh Allah.
Waktu terus berlalu... 12 tahun terlewati. Amir Hasan tumbuh sebagai pemuda yang tampan, kharismatik, murah senyum dan menawan. Banyak para santri wanita suka curi pandang mengagumi ketampanannya. Namun Amir Hasan selalu menundukkan kepala, atau mengalihkan pandangan ke tempat lain, tidak berani melihat para santri wanita. Santri wanita yang sedang mengupas kentang, karena memandangi ketampanan Amir Hasan, tangannya malah kena pisau. Santri wanita yang lagi menampi beras, karena terus melihat ketampanan Amir Hasan, beras yang ditampinya malah tumpah dari tampahnya. Santri wanita lain yang sedang membuat ketupat untuk lebaran, tangannya malah kebelit-belit janur kuning. Amir Hasan hanya menyapa mereka dengan salam, dan bilang kalau hari itu akan menjadi hari puncak kemenangan, karena sudah 30 hari menunaikan puasa Ramadhan. Nanti malam akan bergema takbir menyambut hari kemenangan itu.
Usai Maghrib... terdengar suara beduk bertalu-talu dengan takbir yang menggema di seantero Kudus, menyambut Hari Raya Idul Fitri. Amir Hasan memimpin takbir dengan suara yang merdu, membuat yang mendengarnya sampai meneteskan air mata. Sunan Kudus menghampiri Amir Hasan dan bilang kalau sudah waktunya Amir Hasan pulang untuk sungkem dan meminta maaf pada kedua orang tuanya di Hari Raya Idul Fitri. Amir Hasan meneteskan air mata terbayang wajah ibunya yang sangat menyayanginya. Sunan Kudus bilang, Amir Hasan sangat luar biasa karena sudah mampu menghafal Al Qur’an dengan baik berikut tafsirnya. Sunan Kudus berpesan agar Amir Hasan menyebarkan ajaran Allah di suatu tempat / wilayah yang belum tersentuh agama Islam. Amir Hasan mengamini. Setelah meminta maaf dan saling mengucapkan Selamat Idul Fitri, Amir Hasan berpamitan. Kepergian Amir Hasan diiringi tatapan sedih para santri, hingga ada yang meneteskan air mata.
Fajar menyingsing di atas Gunung Muria yang bergema oleh suara takbir. Dewi Sujinah yang hendak menunaikan sholat Ied, tengah menangis sedih mendengar gema takbir. Sudah 12 kali Hari Raya Idul Fitri ia tidak bersama Amir Hasan. Tiba-tiba terdengar suara salam dari Amir Hasan. Sunan Muria dan Dewi Sujinah gembira melihat kepulangan Amir Hasan. Amir Hasan langsung sungkem pada kedua orang tuanya. Dewi Sujinah memeluk Amir Hasan dan menangis haru penuh kebahagiaan. Sunan Muria merangkul Amir Hasan dan mengajak Sholat Ied bersama.
Usai sholat Ied, Amir Hasan naik ke pohon Nyamplung. Ia melihat laut luas dengan pulau yang “krimun-krimun” mengepulkan asap hitam. Sunan Muria mendatanginya. Amir Hasan bilang, ia hendak pergi ke pulau itu untuk melakukan syiar ajaran Islam. Sunan Muria mengamini. Tapi Dewi Sujinah jadi sedih, baru saja bertemu Amir Hasan sudah mau pergi lagi. Sunan Muria bilang, Amir Hasan hendak melakukan syiar agama Allah di pulau itu, harus diikhlaskan demi Allah. Dewi Sujinah ingat pesan Sunan Kalijogo. Dewi Sujinah segera menyerahkan tongkat Kalimosodo (tongkat berlekuk lima milik Sunan Kalijogo) kepada Amir Hasan. Dewi Sujinah bilang, sebelum Amir Hasan pergi, ia akan membuatkan pecel lele kesukaannya sebagai bekal. Ia akan mengantar Amir Hasan hingga ke pantai. Amir Hasan hanya mengangguk.
Ketika Dewi Sujinah sedang sibuk memasak pecel lele, Sunan Muria bilang agar Amir Hasan segera pergi. Nanti kalau ibunya sampai ikut mengantar ke pantai, malah akan memberatkan hatinya pergi ke jalan Allah. Sunan Muria memberikan tasbih besar dari buah nyamplung dan dikalungkan ke leher Amir Hasan. Jumlah tasbih buah nyamplung berjumlah 99, menunjukkan jumlah Asmaul Husnah (99 Nama Allah) agar ia pakai untuk penghitung dzikir. Sunan Muria juga memberikan 6 buah nyamplung yang menandakan rukun Iman agar di tanam di pulau itu. Dengan sedih, Amir Hasan segera pergi cuma berbekal tongkat Kalimosodo, tasbih nyamplung dan 6 buah nyamplung, diikuti doa dan dzikir Sunan Muria yang meminta kesalamatan pada Allah bagi putranya.
Mengetahui Amir Hasan sudah pergi, Dewi Sujinah yang sudah membawakan buntalan bekal pecel lele jadi sedih. Walau Sunan Muria mencoba menjelaskan, namun Dewi Sujinah tak peduli. Ia lari menuruni gunung Muria untuk menyusul dan memberikan bekal buntalan pecel lele kepada Amir Hasan. Sunan Muria khawatir segera mengikutinya. Sesampainya di Pantai, Dewi Sujinah sangat sedih karena Amir Hasan sudah berada jauh di tengah laut dengan menaiki perahu nelayan. Dengan rasa kecewa akhirnya bungkusan pecel lele dan di larung ke laut sambil berdoa kepada Allah agar makanan kesukaan anaknya itu bisa sampai ke tangan anaknya. Atas kehendak Allah, sesampainya Amir Hasan di pantai bagian timur pulau yang paling besar, sampai pula bungkusan pecel lele dari ibunya yang dilarung dan terbawa ombak. Amir Hasan terharu pada kecintaan ibunya mengirimkan bekal pecel lele itu untuknya. Untuk mengenang kecintaan ibunya itu, tempat itu diberi nama Legon Lele. Tapi nelayan yang mengantarnya itu buru-buru pergi, karena takut bertemu perompak Barakuda yang terkenal ganas yang menghuni salah satu pulau.
Melihat pulau yang tampak sepi, Amir Hasan segera masuk ke dalam pulau. Sampai di sebuah dataran, mendadak ia diserang oleh ular bertubuh pendek, berwarna hitam dan sangat berbisa. Ular itu berusaha menggigit Amir Hasan. Amir Hasan yang tidak ingin membunuh ular itu menunjuk dengan tongkat Kalimosodo sambil berucap “hai ular, matamu tidak melihatku...!” Keajaiban terjadi. Ular itu mendadak kebingungan karena matanya tidak bisa melihat Amir Hasan lagi alias buta. (Sampai sekarang jenis ular Karimun Jawa yang dikenal dengan nama 'Ular Edor' ini, matanya buta dan umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari).
Amir Hasan berjalan menyusuri pantai untuk mencari penduduk di pulau itu yang mungkin tinggal di pesisir pantai. Tak berapa lama kemudian, tau-tau ia sudah dikepung oleh orang-orang yang merupakan penduduk pulau itu. Amir Hasan mengucapkan “Bismillah” membuat lingkaran di pasir pantai dengan tongkatnya. Aneh bin Ajaib, orang-orang itu tidak bisa melewati lingkaran itu, seperti terhalang oleh kaca. Pentungan yang hendak dipukulkan malah mental semua. Orang-orang itu langsung bersujud, menganggap Amir Hasan sebagai Dewa. Amir Hasan bilang, kalau ia manusia biasa seperti mereka dan tidak patut disembah. Yang patut disembah hanya Allah SWT. Orang-orang itu jadi kaget mengenalnya. Mereka tahu yang suka menyebut nama Allah adalah pengikut Walisongo. Amir Hasan bilang, ia adalah murid Sunun Kudus, putra dari Sunan Muria dan cucu dari Sunan Kalijogo.
Orang-orang itu jadi ketakutan dan kabur masuk ke hutan. Amir Hasan penasaran dan mengejarnya. Amir Hasan kehilangan jejak mereka. Mendadak sebatang kayu jebakan meluncur dengan tali dari salah satu pohon menuju ke arahnya. Dengan mengucap “Allahu Akbar” Amir Hasan memukulkan tongkat Kalimosodo pada batang kayu yang hendak menghantamnya. BLAR...! Batang kayu itu hancur berkeping-keping. Orang-orang tadi yang memang sengaja membuat jebakan itu kaget dan panik. Mereka segera melemparkan tombak ke arah Amir Hasan. Namun dengan kibasan tongkat Kalimosodo, tombak-tombak itu bermentalan kembali ke arah mereka, menancap menjadi lingkaran pagar yang mengurung mereka. Mereka makin ketakutan dan gemetaran bersujud.
Amir Hasan bilang, “Saya datang bukan untuk mencari musuh. Tapi mencari sahabat dan saudara yang bisa se-Iman. Kenapa jenengan menyerang saya...?”
Orang-orang itu mengira kalau Amir Hasan adalah panglima kerajaan Demak yang hendak menangkapnya. Mereka ternyata adalah pelarian perang dari kerajaan Majapahit ketika berperang melawan kerajaan Demak. Amir Hasan jadi teringat ucapan Sunan Kalijogo waktu bicara di atas pohon Nyamplung, bahwa ada pasukan Majapahit yang lari ke pulau itu karena kalah perang melawan prajurit Demak.
Amir Hasan lalu bilang kalau ia tidak ada sangkut pautnya dengan kerajaan Demak. Mereka jangan takut dipaksa masuk ke agama Islam olehnya. Ia bilang, kalau sejak kecil sudah penasaran dengan pulau itu dan ingin berkunjung untuk melihat-lihatnya. Kalau mungkin cocok akan tinggal selamanya di pulau itu bersama mereka, tapi kalau mereka mengijinkan.
Karena takut mereka mengijinkan Amir Hasan tinggal di pulau, tapi tidak mengijinkan masuk ke kampungnya. Amir Hasan bilang tidak apa-apa. Dari kecil ia suka tidur di atas pohon atau tidur di mana saja. Ia tidak perlu rumah untuk tempat berlindung, karena tempat berlindung yang maha sempurna adalah Allah. Orang-orang itu segera pulang ke kampungnya, meninggalkan Amir Hasan di hutan.
Amir Hasan kembali ke pantai, menyusuri tepian pantai. Ia melihat –anak anak kecil sedang memancing di tepi pantai. Anak-anak kecil itu tampak kesal, karena belum mendapatkan ikan. Amir Hasan mendekati anak-anak itu dengan ramah dan mengajak berbincang. Amir Hasan akan membantu mereka mencari ikan yang banyak, asalkan setelah mereka mendapatkan ikan nanti, mereka mau menjadi sahabatnya. Anak-anak itu setuju. Dengan mengucap doa, Amir Hasan menunjuk laut dengan tongkat Kalimosodo. Tak berapa lama, ratusan jenis ikan menghampirinya ke tepian pantai. Anak-anak takjub melihatnya. Amir Hasan menyuruh anak-anak itu menangkap ikan sesukanya. Tapi anak-anak itu tidak bisa menangkap ikan yang ternyata licin dan gesit. Amir Hasan bilang, sebelum menangkapnya harus membaca Bismillahirrohamirrohim. Anak-anak mengikuti membaca Bismillahirrohamirrohim dan ternyata ikan-ikan itu jadi jinak dan dapat ditangkap dengan mudah.
Anak-anak girang mendapat ikan yang banyak. Amir Hasan menagih janji, soal mereka mau bersahabat dengannya. Anak-anak menjawab mau. Tapi sebagai bukti kalau anak-anak itu mau bersahabat dengannya, harus membaca dua kalimat syahadat. Anak-anak itupun bersedia membaca syahadat dengan dituntun oleh Amir Hasan. Amir Hasan bilang, setiap hari akan menunggu anak-anak di tepi pantai untuk membantu menangkap ikan. Anak-anak itu senang, lalu mengajak Amir Hasan pulang ke kampungnya membawa ikan yang banyak.
Waktu itu, orang-orang kampung sedang melakukan penyembahan terhadap sebatang pohon besar di tengah kampung yang mereka sebut sebagai pohon “Dewodaru”. Mereka meminta pada pohon Dewodaru agar melindunginya dari ancaman para perompak Barakuda yang menyembah api. Mereka juga meminta diberikan rejeki yang melimpah karena mereka tidak bisa melaut lagi sejak perahunya dirampas semua oleh perompak Barakuda.
Tiba-tiba anak-anak mereka datang dengan gaduh. Mereka girang melihat anak-anak itu membawa ikan yang banyak, berarti doanya pada pohon Dewodaru terkabul. Tapi Anak-anak itu bilang kalau menangkap ikan dibantu oleh teman barunya yang bernama Amir Hasan yang punya tongkat sakti. Orang-orang itu jadi kesal melihat Amir Hasan yang dianggap melanggar janji karena sudah berani masuk ke kampungnya tanpa seijin mereka. Amir Hasan bilang, ia hanya berkunjung saja, karena diajak oleh anak-anak. Tapi mereka tetap khawatir Amir Hasan akan mempengaruhi anak-anaknya, apalagi Amir Hasan menyinggung soal pohon Daru yang disembahkanya tidak akan bisa menolong mereka dari semua kesulitan. Karena kesal, Amir Hasan diusir keluar dari kampung.
Pada suatu malam, orang-orang kampung diam-diam menuju pantai dengan jaring dan pentungan. Mereka menemukan Amir Hasan tengah sholat di pantai. Mereka segera menjaring Amir Hasan. Amir Hasan tetap khusuk melakukan sholat dalam keadaan terjaring hingga selesai. Orang-orang itu hendak mengambil tongkat Kalimosodo yang digeletakkan di tanah, namun tongkat itu tidak bisa diangkat, terasa berat seperti sebatang pohon yang sangat besar. Ketika Amir Hasan usai bersolat dan mengucap salam, jaring yang membelit tubuhnya mendadak terputus seperti memutus benang. Orang-orang itu jadi bingung. Amir Hasan mengambil tongkatnya dengan enteng dan bertanya. “Selama Allah berhendak melindungi saya, jenengan tidak akan bisa mencelakai saya. Tapi jika Allah yang berkehendak, dengan sebutir pasirpun saya akan bisa celaka....” Mereka menyergah, Allah itu seperti apa sebenarnya.
Dengan sabar dan bijaksana, sambil tersenyum Amir Hasan bertanya, “Apakah jenengan ingin melihat kebesaran Allah...?” Mereka menjawab “Iya. Saya ingin tahu sebesar apa Allah itu...!”
Amir Hasan segera berdoa, lalu menunjuk laut dengan tongkatnya. Tiba-tiba gelombang laut dari kejauhan bergulung tinggi menuju pantai seperti gelombang tsunami. Orang-orang itu ketakutan dan hendak lari. Namun kakinya amblas ke pasir pantai hingga sebatas lutut. Mereka makin ketakutan tak bisa lari, hingga sampai kencing di celana melihat ombak besar mendekati. Amir hasan menahan ombak itu dengan tongkatnya, sehingga ombak hanya bergulung di atas kepala. Amir Hasan bertanya “Jika Allah berkehendak, ombak besar ini akan menggulung kita semua.... Apa kalian masih tidak percaya akan kebesaran Allah...?” Mereka dengan ketakutan menjawab percaya. Amir Hasan menurunkan tongkatnya, gelombang lautan mereda. Orang-orang itu insyaf dan mau menjadi murid Amir Hasan. Amir Hasan senang, orang-orang itu mengajak ke kampungnya.
Tapi mereka sangat panik, melihat kampungnya telah porak poranda. Para perempuan menangis meratap sambil bilang, kalau kampungnya baru diserang gerombolan perompak Barakuda. Anak-anak mereka diculik. Semua warga kampung menangis sedih karena gerombolan perompak Barakuda pasti akan mempersembahkan anaknya pada api yang menjadi sesembahan mereka. Salah seorang warga kesal, masuk rumah dan membawa kapak besar. Ia hendak menebang pohon Dewodaru yang selama ini mereka sembah, tapi tidak bisa menolong kampungnya dari serangan Perompak Barakuda yang menyembah api. Karena tidak berguna, pohon itu hendak ditebang. Tapi Amir Hasan mencegahnya dan berkata, kalau pohon Dewodaru itu tidak bersalah apa-apa. Ia hanya pohon. Yang salah itu mereka kenapa menyembah pohon ciptaan Allah. Harusnya mereka menyembah yang menciptakan pohon, yaitu Allah.
Mereka bersedia menyembah Allah asalkan Amir Hasan bisa menyelamatkan anak-anaknya yang akan dijadikan tumbal api. Amir Hasan tanya di mana sarang perompak Barakuda. Mereka bilang, di pulau kecil seberang. Amir Hasan meminta mereka mengantar ke pulau itu. Tapi orang kampung bilang, mereka tidak punya perahu, karena perahu mereka sudah dirampas oleh perompak Barakuda.
Amir Hasan lalu duduk berdzikir pakai tasbih buah nyamplung dan berdoa meminta petunjuk pada Allah. Amir Hasan lalu pergi menuju pantai lagi. Orang-orang mengikutinya. Mereka heran, Amir Hasan mau pergi ke pulau markas perompak Barakuda pakai apa. Amir Hasan tidak menjawab, melainkan memberikan 6 buah nyamplung pada mereka. Mereka tanya itu buah apa. Amir Hasan menjawab buah nyamplung agar di tanam di pinggiran pantai dan mereka diminta membacakan doa “La ila ha illallah...” dengan khusyuk penuh rasa percaya pada Allah. Jika buah nyamplung itu tumbuh dan bersemi, maka anak mereka akan selamat berkat kekuasaan Allah.
Mereka jadi takjub, ternyata Amir Hasan menggunakan tongkat Kalimosodo sebagai rakit dan meluncur cepat menuju pulau kecil yang mengepulkan asap hitam. Mereka segera menanam 6 buah nyamplung di daratan tepian pantai dan membaca “La ila ha illallah...” demi keselamatan anak-anaknya.
Dalam waktu singkat, Amir Hasan sampai di pulau kecil yang angker itu, makin jelas asap tebal dari pembakaran api. Di tengah pulau kecil itu, tampak api unggun yang besar. Anak-anak tampak terikat sebagai tumbal. Dan para porompak Barakuda tampak menyembah api. Dengan tongkat Kalimosodo, tali yang mengikat anak-anak itu terputus. Para perompak jadi marah. Amir Hasan tanya kenapa mereka menyembah api. Mereka bilang, karena api adalah kekuatan besar yang bisa membakar apa saja. Jadi layak disembah. Amir Hasan bertanya, “Bagaimana kalau api yang kalian sembah ini tidak bisa membakar tongkatku...?” Para perompak tertawa. Kalau api tidak bisa membakar tongkat Amir Hasan, berarti Amir Hasan lebih hebat dari api. Mereka akan menyembah tongkat Amir Hasan. Amir Hasan bilang, tongkat hanya benda biasa yang tidak patut disembah. Tapi sembahlah Allah yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta raya termasuk air dan api juga kayu yang dijadikan tongkat. Mereka meminta Amir Hasan membuktikan kebesaran Allah.
Amir Hasan berdoa pada Allah dengan membaca doa Nabi Ibrahim ketika dibakar oleh kakeknya Raja Namrudz. Amir Hasan lalu melemparkan tongkat Kalimosodo ke dalam kobaran api. Tongkat itu tegak berdiri di antara kobaran api. Semua terbelalak tak percaya. Api itu tidak membakar tongkat. Api malah pelahan mengecil dan akhirnya padam. Para Perompak ketakutan dan bersujud minta ampunan dan meminta untuk menjadi murid Amir Hasan.
Para orang tua yang tetap berdzikiir “La ila ha illallah...” takjub, melihat buah nyamplung yang ditanam tumbuh dan bersemi hingga sejengkal. Mereka girang melihat Amir Hasan kembali bersama anak-anak diantar perahu perompak Barakuda. Mereka senang karena para perampok Barakuda sudah bertobat.
Waktu terus berlalu... pohon Nyamplung sudah tumbuh 2 meter. Di tengah pulau yang belum bernama itu sudah di dirikan masjid sebagai tempat ibadah. Masjid itu diberi nama masjid Nyamplungan. Para Santri sepakat, bahkan menyebut Amir Hasan sebagai Sunan di Nyamplungan dengan sebutan Sunan Nyamplungan. Amir Hasan lalu menyuruh mereka agar mengisi 5 pulau yang ada di kepulauan itu dan tinggal di sana untuk menyebarkan dakwah Islam bagi pendatang baru yang kemungkinan akan menetap di pulau, atau kepada nelayan dan saudagar yang kebetulan singgah. Maka mereka dibagi 5 kelompok yanga akan menyebar di 5 pulau. 5 menunjukkan rukun Islam. Yang 1 kelompok menetap di pulau itu, yang 4 kelompok segera berangkat. Tapi mereka punya tugas yang sama, mengajak orang-orang yang seiman dari luar pulau untuk menetap di pulau dengan hak dan kewajiban yang sama. Dan setiap Jumat, wajib datang ke Masjid Nyamplungan untuk melakukan sholat Jumat bersama.
Sebelum 4 kelompok pergi ke pulau yang lain, Amir Hasan bercerita tentang pulau yang membuatnya penasaran sejak kecil. Pulau yang dilihat dari atas pohon nyamplung di gunung Muria kala itu tampak seperti pulau yang ber “krimun-krimun”. Karena kepulauan itu belum diberi nama, dan karena penghuninya adalah orang Jawa semuanya, maka Amir Hasan memberi nama kepulauan itu “Kepulauan Karimun Jawa” yang artinya, orang Jawa yang ada di pulau “krimun-krimun”. Semua mengamininya. Amir Hasan lalu menancapkan tongkat Kalimosodo tidak jauh dari pohon Dewodaru sambil berkata, bahwa tongkat Kalimosodo akan tumubuh menjadi pohon pendamping dari pohon Dewodaru, sebagai penanda persaudaraan dan keimanan di antara mereka. Mereka diminta berdzikiir. Ajaib, dzikir mereka membuat tongkat itu bersemi dan tumbuh ranting-ranting dan dedaunan yang lebat. Pohon itupun diberi nama Pohon Kalimosodo....
CATATAN
Karimunjawa adalah kepulauan yang terletak di utara pulau Jawa sekitar Jepara Jawa Tengah. Makam Sunan Nyamplungan terletak di Puncak Gunung Karimunjawa sebelah utara. Di pintu gerbang pemakaman itu terdapat dua buah pohon besar. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai "Kayu Dewadaru" dan “Kayu Kalimosodo”.
Langganan:
Postingan (Atom)