Rabu, 13 Agustus 2008

Kulit Kerbau Syech Jangkung untuk Kekebalan

** Keistimewaan Jimat Lulang Kebo Landoh (1)

Belum banyak orang yang tahu khasiat jimat Lulang Kebo Landoh. Bahkan mendengar namanya saja mungkin masih terasa asing. Jimat ini sangat langkah, tidak gampang orang dapat memilikinya. Pasalnya, jimat Lulang Kebo Lando konon tidak bisa dijual belikan. Sedang mereka memiliki jimat ini dipercayai kebal terhadap berbagai jenis senjata. Bagaimana jimat ini bisa ada?
Menurut cerita yang diwariskan dari mulut ke mulut jimat memiliki daya tangkal ampuh ini disebut Lulang Kebo Landoh karena tempat asal-usulnya dari Desa Landoh, Desa Landoh, Kayen, Pati. Dulu ajimat ini tidak langsung ada atau berasal dari alam secara gaib, melainkan ada kisah cukup unik yang tanpa sengaja tahu kalau lulang kebo asal Landoh ternyata jimat kekebalan.
Dituturkan dalam cerita, semasa kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung mempunyai seorang penasehat yang bernama Saridin yang lantas dikenal dengan julukan Syech Jangkung. Ketika usia Syech Jangkung mendekati senja ia memilih hidup sebagai petani dengan membuka perkampungan baru di kawasan Pati, Jawa Tengah.
Dalam perjalanan mencari perkampungan sampailah ia di Desa Lose. Di sini, ia bertemu dengan 7 orang yang sedang memperbaiki atap sebuah rumah. Dari sinilah Syech Jangkung ingin membuktikan kebaikan perilaku ketujuh orang tersebut. Lantas, dia mengalihkan perhatian mereka dengan bertanya apakah ada warga sekitar yang akan menjual kerbau. Maksud Syech jika ada maka dia ingin membeli 2 ekor dengan alasan untuk keperluan membajak sawah.
Ke-7 orang melihat pakaian Syech Jangkung yang compang-camping tidak mengindahkan pertanyaan tersebut. Malah menghinanya dengan jawabannya yang menyakitkan. Mereka mengatakan di desanya tidak akan ada orang menjual kerbau padanya. Namun, bila mau ia akan diberi kerbau yang sudah mati. Di luar perkiraan ke-7 orang itu, Syech Jangkung menerima tawaran mereka.
Lalu berangkatlah mereka bersama menuju tempat kerbau mati. Syech Jangkung lantas menatap seonggok kerbau yang sudah tidak bergerak-gerak itu. Badannya sangat besar dengan tanduk yang sudah melengkung. Melihat kerbau itu, Syech Jangkung lantas sholat dan meminta kepada Allah agar kerbau itu dihidupkan kembali. “Sekarang bangunlah,” ujar Syech Jangkung sambil mengelus-elus tanduk kerbau itu. Aneh bin ajaib, tiba-tiba kerbau itu mengibaskan ekornya menandakan dia hidup kembali.
Tahu kejadian ajaib itu serta merta ke-7 orang yang semula meremehkan diri Syech Jangkung langsung bersujud untuk menyampaikan permintaan maafnya. Sejak itu Syech Jangkung membuka perkampungan di tempat ke-7 orang tersebut. Yang lantas dikenal dengan nama Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Pati. Apalagi setelah kabar Syech Jangkung menghidupkan kerbau yang telah mati sampai akhirnya ke telinga Sultan Agung. Yang lantas mengirimnya dua ekor kebau. Dari sini tekad Syech Jangkung mendiami desa Landoh yang mantap. Akhirnya, dia memilih menjadi seorang petani di desa tersebut.
Sebelum meninggal dunia, Syech Jangkung berpesan agar kelak kerbau itu disembelih dan dibagikan kepada seluruh penduduk. Tapi, ketika ia meninggal dunia, kerbau itu menghilang dan baru muncul pada hari ke 40. Oleh anaknya, kerbau itu disembelih dan dibagikan kepada penduduk Landoh. Sementara itu, kulitnya (lulang) disimpan dengan rapi.
Suatu ketika ada seorang pedagang yang kehilangan sabuk pengikat barang dagangan. Ia mengadu kepada Tirtokusumo, anak Syech Jangkung yang akhirnya memberikan lulang kerbau peninggalan ayahnya. Namun, di pinggir kampung sapi yang mengenakan lulang kerbau itu mengamuk. Tak seorang pun yang berhasil membunuhnya. Anehnya, sapi itu tiba-tiba menjadi kebal terhadap senjata.
Ketika sapi itu kelelahan, Tirokusumo mengambil lulang kerbau. Dan, sapi itupun dengan mudah bisa dibunuh dengan tombak. Dari kejadian tersebut, akhirnya masyarakat yakin jika Lulang Kebo Landoh adalah jimat sakti untuk kekebalan. Tirtokusumo kemudian membagikan lulang-lulang itu (dalam ukuran kecil, red) kepada penduduk Desa Landoh, termasuk Sultan Agung.

Wassalam

eyang menggung

Tidak ada komentar: