Selasa, 19 Agustus 2008

Sastrajendra (HaNaCaRaKa...)

Kita semua telah membicarakan Nama2 Tuhan, namun tetap saja diantara sesama kita baik satu agama/kepercayaan apalagi berbeda agama/kepercayaan. Namun Kita gagal untuk membedakan antara kata yang diucapkan Dan ditulis dengan Firman sejati yang tak dapat diucapkan Dan tak dapat ditulis.

Sedangkan Nama-nama Sejati Tuhan, yang di/tertulis dalam Kitab Suci Seperti: Allah, Jehovah, Hyang Kawekas, Rahim, Radhasoami Dan lain-lainnya Itu dapat diucapkan Dan ditulis, asal usulnya dapat Kita telusuri baik Ada didalam Kitab Suci ataupun Kitab-kitab lainnya.Tetapi nama Sejati ini Telah Ada sebelum adanya ciptaan. Seluruh alam semesta, termasuk waktu Dan Ruang, telah diciptakan oleh Nama itu, dari Nama itu.

Daya 'CIPTA' ini yang kita ketahui dari Kitab-kitab Suci dengan apa yang Disebut: Allah, Firman, Nam (Nama), Dhun (nada), Suara dari Sorga, Kalimat (Firman), Kun (perintah), Bang-I-Llahi (suara Tuhan), Logos, Roh Kudus, Penghibur, Air Penghidupan.

Semua Orang-orang Pilihannya mengatakan bahwa Tuhan Dan Sabda adalah satu Dan sama, bahwa Sabda menciptakan seluruh alam semesta, dimana Alkitab Dikatakan:

" Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah, Dan Firman itu adalah Allah......Yoh 1:1-5.

Tidak Ada bedanya antara Sabda itu atau Nama Tuhan Dan Tuhan Sendiri. "Antara Nama Dan Yang Dinamakan, tidak Ada bedanya" Nama inilah yang dapat Melepaskan pikiran dari kesenangan inderawi Dan memberikan kesukaan rohani, Dan IA mampu membimbing jiwa menuju keselamatan.

Dalam bentuk sabda inilah, Tuhan meresap kedalam seluruh ciptaanNya, Nama Atau Sabda itu tidak bisa ditemukan didalam Kitab-Kitab Suci sebab Sabda Itu telah 'berujud'. Maka para Nabi Dan orang pilihanNya pada zamannya Masing-masing telah menemukan 'Mutiara' nya masing-masing Dan menuangkan Semua pengalamannya Dan dituliskan didalam Kitab Suci untuk memberikan Bimbingan kepada umat-umatnya.

Dari apa yang tertulis didalam Kitab Suci, Kita bisa mengetahui baik Kesulitan Dan kemudahan yang mereka jalankan pada waktu itu Dan Kita Memperoleh gambaran yang mungkin jelas bisa Kita terima atau belum jelas Atau bahkan bingung akan keterangan yang tertulis didalam Kitab Suci. Kalau Kita mau menghayati dengan sejujurnya, bahwa Kitab Suci sebenarnya Menceritakan bagaimana para Nabi, Utusan Dan orang pilihanNya itu semua Adalah menceritakan bagaimana cara untuk menemukan 'Mutiara-mutiara' yang Sudah mereka temukan Dan disampaikan kepada 'pembaca' Kitab Suci itu cara Untuk menemukannya, seperti mereka telah menemukannya?

Sekedar membaca Kitab Suci atau mendengarkan ajaran para suci itu masih Belum cukup. Kita harus mempraktekkan ajaran itu Dan menempuh jalan yang Sudah diberikannya kepada yang membacanya. Hal ini tentunya hanya ditujukan kepada orang-orang yang ingin Dan berusaha Untuk menyatu kembali dengan Sang Pencipta. Atau bahasa latinnya 'Manunggaling Kawulo LAN Gusti', didalam Alkitab Pengkhotbah 12:7; "Debu Kembali menjadi tanah Dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniainya", Inna Lillahi Wa inna Ilayhi Rojiun.

Sehingga tidak akan terjadi seperti apa yang tertulis didalam Alkitab: Tuhan...Tuhan, bukankah saya selalu memuji Dan memakai Namamu setiap Pekerjaan yang saya lakukan sewaktu didunia? Jawab Tuhan:" Pergilah kamu, Sebab saya tidak mengenal kamu".(terjemahan bebas).

Jauh sebelum panggung sandiwara digelar...
Sang Sutradara sedang didalam ke-sendirian-nya kemudian menciptakan suatu Karya tulisan yang nantinya akan digelar Dan diwujudkan didalam suatu Pagelaran yaitu 'panggung sandiwara'. Didalam 'karya' tulisnya itu tertulis / diciptakan adanya dua sifat dari masing-masing sifat dari para pelaku satu Dengan yang lainnya saling berlawanan Dan Ada sifat yang berada diantara Kedua sifat itu. Sebab setelah dirasakan bahwa tanpa kedua sifat itu akan
Terasa tidak Ada seninya didalam pegelaran didalam panggung sandiwara Nantinya.
Dengan kata lain tidak akan 'seru' kalau tidak Ada kedua sifat itu, tidak Ada yang dikorbankan Dan mengorbankannya.

Kemudian Sang Sutradara menciptakan sesuatu yang sudah dirasaken itu Berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang dirasaken, maka diujudkan Rasanya itu dengan kehendak Sang Sutradara atau disebut karsanya Sang Sutradara, terwujud dua 'bentuk' sifat yaitu sifat baik Dan sifat jahat Dengan kuasanya Dan masing-masing bentuk itu diberi 'tugas' untuk memilih Apa yang sudah ditetapken oleh sang sutradara akan bagiannya masing-masing Sebagai pengikutnya.

Jadi tugasnya hanya untuk memilih bagiannya masing-masing nantinya, Dan Untuk menghindari terjadinya keributan satu sama lainnya, maka keduanya Diberikan suatu pengetahuan untuk mengetahui bagiannya masing-masing dan Hanya dibolehkan memberikan peringatan-peringatan atau menggoda satu sama Lainnya 'agar' bisa menjadi bagiannya. ('agar' disini perwujudan dari sifat Yang berada diantaranya) bimbang mau ikut yang baik atau yang jahat Dan pada Akhirnya bisa menentukan harus pilih salah satu :-)
Biar panggung sandiwara itu kelihatan hidup, seru Dan rame. Memang inilah 'inti' dari tugasnya adalah untuk supaya panggung sandiwara itu terlihat Dan Berjalan dengan apa adanya Dan berjalan seolah tanpa direkayasa :-). Tetapi tidak bisa menentukan bahwa 'dia' harus jadi pengikutnya atau tidak, sebab Bagiannya sudah ditentuken oleh Sang Sutradara akan si'anu' itu bagian baik Atau si'una' itu jatahnya yang jahat.

Setelah dilihat oleh Sang Sutradara bahwa kedua bentuk sifat itu baik semua, Maka mulailah sang sutradara menciptakan 'panggung' untuk persiapan Pagelaran sandiwara. Dan sesuai dengan bentuk dari kedua sifat yang sudah Diciptakan sebelumnya. Maka panggung itu juga diciptakan sesuai dengan apa Yang diciptakan sebelumnya yaitu yang mempunyai kedua sifat tersebut. Atau Kalau bahasa langit disebut : Sesuai dengan GambarNya. Kemudian mulailah Sang Sutradara mengisi panorama alam sesuai dengan kebutuhan Dan situasi Kapan pementasan sandiwara dimulai.

Untuk mewujudkan dari kedua bentuk sifat yang telah diciptakan oleh sang Sutradara maka diciptakanlah wadah untuk menerima dari kedua bentuk sifat Tersebut yang dibuat dari sari pati tanah. Dan kemudian ditiupkan dari nafas Sang Sutradara, maka hiduplah wadah tersebut Dan diberi nama Adam Kemudian diciptakan Hawa sebagai pasangannya untuk memenuhi adanya kedua Bentuk sifat yang telah dibentuk sebelumnya. Makanya bentuk sifat yang baik Yang telah dahulu diciptakan dari wadah itu berani berkata: "Aku sudah Ada Sebelum Adam", demikian juga dengan bentuk sifat yang jahat pun sudah Ada Sebelum Adam diciptakan.

Pada saat Adam Dan Hawa berada di panggung pentas babak pertama kedua bentuk Sifat itu masih berada 'diluar' wadah Adam Dan Hawa. Maka pada saat itu Adam Dan Hawa belum bisa Dan mengerti mana yang baik Dan yang jahat. Kerjaannya Hanya makan Dan tidur Dan hanya di temani Dan ngobrol dengan malaikat Dan Binatang-binatang saja. Semua boleh dimakan oleh mereka kecuali satu 'pohon' Buah yaitu buah akan pengetahuan yang baik Dan yang jahat.

Pada Hari yang sudah ditentukan oleh Sang Sutradara maka kedua bentuk sifat Itu dipanggil oleh Sang Sutradara untuk melaksanakan tugas nya yang sudah Ditentuken Dan jangan Lao-Lao lagi di taman firdaus saja :-)
Maka bekaryalah kedua bentuk sifat itu untuk saling mengerjakan apa yang Sudah menjadi tugasnya masing-masing Dan terjadilah serti apa yang sudah Tertulis didalam Kitab-kitab.

Dengan dimakannya buah itu maka masuklah kedua bentuk sifat itu kedalam Wadah Adam Dan Hawa sehingga mereka mengetahui akan makna pengetahuan yang Baik Dan mana yang jahat......... Panggung Sandiwara itu sampai sekarang masih berlangsung Dan sampai entah Kapan..... TaMaT... Sebab tamat itu dibolak-balik tetep TaMaT... :-))
Sebagai bentuk dari "Imaginary Friends" itulah yang Sudah saya sebut didalam topik itu adalah kedua bentuk sifat atau yang Lazimnya didalam agama disebut : Nur, Roh Kudus, Yin Dan Yang atau Lain-lainnya sesuai dengan namanya menurut agamanya masing-masing. Dan Mereka ber-ujud menyesuaikan kepada yang ditemuinya agar yang temuinya itu Takut atau tidak. Karena sebagian dari mereka itu Ada yang di-tugaskan Memasuki wadahnya Dan Ada yang hanya sebagai utusanNya, yang masuk kedalam Wadah diri Kita yaitu perwujudan dari Kita sendiri dengan segala sifat Dan Tabiat Kita dari sejak Kita lahir, sekarang Dan yang akan datang Dan Perwujudan dari sebagai utusan adalah seperti malaikat atau iblis Dan Lain-lainnya. Sebagai referensinya saya persilahkan melihat Kitabnya BASAH-nya Masing-masing :))


matur suwun eyang menggung

Tidak ada komentar: