Demak,
Keberhasilan dakwah secara damai yang dilakukan oleh Wali Songo di Indonesia yang telah mengislamkan nusantara tanpa kekerasan kini layak untuk direvitalisasi ditengah-tengah kekalutan pada kekerasan atas nama agama.
Salah satu anggota wali songo, Sunan Kalijaga menggunakan metode wayang dan gending-gending untuk mengajarkan nilai-nilai Islam secara langsung tanpa secara vulgar mengajarkan halal-haram. Pelan tapi pasti, para penduduk akhirnya meresapi ajaran Islam dan masuk Islam secara sukarela.
Melalui media kesenian inilah, Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) berupaya untuk merevitalisasi kembali ajaran Sunan Kalijaga dengan menggelar sendratari “Lelaku Guru Sejati Kanjeng Sunan Kalijaga” yang akan diperagakan oleh 100 koreografer dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada hari Selasa malam (18/12) di Komplek Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Jawa Tengah.
“Kita ingin menghidupkan kembali spirit beliau dalam berdakwah melalui pendekatan tradisi dan kultur,” kata Ketua Lesbumi Al Zastrouw NG, Senin (17/12).
Dikatakannya Sunan Kalijaga merupakan wali yang bisa menjembatani wali-wali yang lain yang memiliki kekhususan dalam hal tertentu seperti Sunan Ampel yang seorang intelektual, Sunan Kudus yang merupakan ekonom, Sunan Muria yang negarawan, atau Sunan Bonang yang merupakan ahli tasawwuf.
“Moment ini sangat tepat karena bersamaan dengan dilangsungkannya grebek besar atau haul Sunan Kalijaga yang akan diisi dengan istighotsah dan tausiyah budaya oleh Gus Mus dan Kiai Said Aqil Siroj,” imbuhnya.
Pengunjung juga akan diingatkan kembali sholawat dan kidung yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang akan dilantunkan oleh para musisi dari Sanggar Ki Ageng Ganjur Jogjakarta.
Beberapa kutipan ajaran hidup dari Kanjeng Sunan Kalijaga adalah marsudi ajining sarira atau hargailah dirimu sendiri dan kemudian menghargai orang lain, manembah atau menyembah Allah SWT dengan mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, mengambi atau berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan, maguru atau mencari ilmu, martapa atau laku prihatin hidup sederhana dan tidak berlebihan serta makarya atau laku sebagai syarat dan bekal menjalani hidup di dunia. (mkf)
Wassalam
eyang menggung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar